Sentimen
Negatif (99%)
29 Nov 2022 : 04.34
Informasi Tambahan

Hewan: Domba

Partai Terkait

Ini Alasan Benny Rhamdani Minta Restu Presiden untuk 'Bertempur'

29 Nov 2022 : 11.34 Views 3

Gatra.com Gatra.com Jenis Media: Nasional

Ini Alasan Benny Rhamdani Minta Restu Presiden untuk 'Bertempur'

Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyatakan bahwa negara Indonesia harus mendorong kuat penegak hukum agar para oknum pembenci Presiden Jokowi dapat jera, dan tidak semena-mena dalam acara Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno, pada Sabtu lalu (26/11).

"Situasi kebangsaan kita diganggu oleh kelompok yang selama ini melakukan serangan kepada pemerintah, bahkan berbagai cara dan ancaman serius dapat merusak bangsa kita," katanya dalam wawancara bersama Gatra.com, Senin hari ini (28/11).

Baca Juga: Benny Rhamdani Minta Restu Bertempur ke Jokowi, Wahyu Susilo: Tidak Elok Petinggi BP2MI Bermanuver Politik

Hal itu katanya berupa ancaman mengutarakan ujaran kebencian, adu domba, penghinaan simbol negara, hingga penghinaan kepada Presiden maupun Ibu Negara.

"Yang menjadi titik saya ngomong ke Presiden ya itu cara mereka lakukan serangan menjatuhkan negara, cara itu ga bisa ditolerir, membuat keterbelahan masyarakat hingga hari ini," katanya.

Menurut politis Hanura ini, dengan pasukan yang kuat dari para relawan Jokowi akan membuat para oknum kapok. Namun Benny menyebut bahwa Presiden ke-7 tersebut selalu menyatakan untuk sabar dalam menghadapi oknum-oknum nakal di sosial media.

"Pak Jokowi selalu bilang sabar, jangan, saya Presiden aja sabar, masa kalian ga sabar," katanya.

Dalam video berdurasi 49 detik yang beredar di sejumlah media sosial, Benny menjelaskan bahwa situasi tersebut terjadi sebelum acara Nusantara Bersatu dimulai, jadi apapun yang dibicarakannya, tidak bersifat rahasia.

"Itu sekadar pembicaraan relawan ketika ketemu Presiden, menyampaikan masalah, aspirasi dan masukan," ujarnya.

Ia juga menurutkan bahwa para relawan Jokowi tidak ingin melakukan hal serupa karena tidak ingin menjadikan ancaman bagi negara.

"Gak ada bedanya kalau kita melakukan hal yang sama," ujarnya. 

Sentimen: negatif (99.8%)