Sentimen
Positif (100%)
29 Nov 2022 : 04.19
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Yogyakarta

Tokoh Terkait
Sudibyo

Sudibyo

Joko Sudibyo, Penari Yogyakarta Tampil dalam Indo Pasific Conclave di India

29 Nov 2022 : 04.19 Views 3

Krjogja.com Krjogja.com Jenis Media: News

Joko Sudibyo, Penari Yogyakarta Tampil dalam Indo Pasific Conclave di India

INDIA - Delegasi India dan Indonesia mendapatkan kehormatan menampilkan karya kolaborasi berjudul Yatra | The Flowing Narrative dalam Indo Pacific Conclave dan Asian Confluence Think-Tank di Kolkata India yang digelar 21-22 November 2022. Karya ini dikoreografi Sriradha Paul dari India dan Joko Sudibyo dari Indonesia.

Proses pembuatan karya ini sudah sejak April 2022 secara daring dilanjutkan latihan gabungan secara luring pada 17 November 2022 di Kolkata India. Yatra berkisah perdagangan bangsa India ke Nusantara yang kemudian memengaruhi kebudayaan di Indonesia. Dalam susunan koreografinya, terdapat sebuah adegan di mana penari menampilkan sebuah kain panjang bernama Patola.

Kain ini kemudian di tanah Jawa disebut kain Cinde. Hingga saat ini Cinde masih digunakan masyarakat Jawa khususnya keraton, baik untuk menari atau sebagai atribut pakaian pernikahan adat Jawa.

Ditampilkan pula sebuah adegan peperangan antara Jatayu dan Rahwana yang diperankan dengan apik kedua koreografer. Jatayu dimainkan Joko Sudibyo menggunakan vocabulary gerak fusion Jawa Bali, sedang Rahwana ditarikan Sriradha menggunakan gerak tari klasik Odhisi India. Adengan ini diiringi musik yang diaransemen Nilansuk Dutta dibantu drum Mardala India oleh Rohit.

"Nuansa Indonesia semakin kental dengan ditambahkan suling Bali dan kendang Jawa yang dimainkan secara live mahasiswa ISI Yogyakarta, Dimas Adinata Raharja. Adegan ini sangat penting untuk ditampilkan sebagai bukti bahwa sebuah warisan budaya tak benda dapat tersebar melalui aktivitas perdagagan. Salah satunya kisah peperangan Jatayu dan Rahwana yang tertulis dalam kitab Ramayana India karya Walmiki yang ditulis sekitar 400 tahun sebelum Masehi," terang Joko Sudibyo, salah satu founder group tari Pragina Gong.

Sebagai sebuah karya dari dua ilmuan ethnochoreologist, karya tersebut menyuguhkan sebuah seminar melalui media tari. Dengan kata lain, koreografer ingin menyampaikan sebuah esai penelitian melalui gerak tubuh.

Seorang narator bernama Ayan Banerjee bercerita dalam bahasa Inggris sambil menari bertujuan membimbing penonton agar mudah memahami pesan-pesan yang ingin disampaikan. Selesai karya ini dipentaskan, para peserta memberikan respons positif dan beberapa tidak menyangka bahwa dua genre tari dari dua negara berbeda mampu dikawinkan menjadi sebuah karya yang indah.

"Kedetailan gerak, rias, kostum, musik, dan vokal membuat panitia menjadikan Yatra sebagai sajian pembuka conclave ini," ujar Joko Sudibyo yang memulai karier sebagai seniman tari sejak 1997 dengan menjadi penari kera di Ramayana Ballet Prambanan.

Menginjak SMA, Joko Sudibyo melanjutkan pendidikan di SMKI Yogyakarta, kemudian lanjut ke ISI Yogyakarta mengambil minat utama penciptaan tari. Pertengahan 2022, Joko menyelesaikan pendidikan S2 melalui beasiswa Choreomundus dari Erasmus, di mana Joko menyelesaikan pendidikan S2 di 4 universitas di Eropa. Yaitu UCA (Prancis), University of Szeged (Hongaria), NTNU (Norwegia), dan University of Roehampton (Inggris).

Hingga saat ini Joko Sudibyo sebagai penari yang masih aktif dalam berbagai perhelatan seni baik di Indonesia maupun luar negeri.

Selain India dan Indonesia masih ada beberapa negara yang unjuk kebolehan dalam ajang ini yakni Amerika Serikat, Malaysia, Sri Lanka, Thailand, Myanmar, Filipina, Vietnam, Bangladesh, Bhutan, Nepal.

Acara ini fokus pada perdagangan, konektivitas, ekologi, migrasi dan mewujudkan perdamaia . Kegiatan ini mendatangkan lebih 40 pembicara, 75 penari dan pemusik dari berbagai negara. (*)

Sentimen: positif (100%)