Sentimen
Positif (100%)
28 Nov 2022 : 12.09
Informasi Tambahan

BUMN: PT Perusahaan Pengelola Aset

Kab/Kota: Solo

Erick-Gibran Hidupkan Kembali Studio Rekaman Bersejarah yang Mati Suri

28 Nov 2022 : 19.09 Views 3

Harianjogja.com Harianjogja.com Jenis Media: News

Erick-Gibran Hidupkan Kembali Studio Rekaman Bersejarah yang Mati Suri

SURAKARTA—Menteri Badan Usaha Milik Negara Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming mendatangi Lokananta Records di Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, pada Minggu (27/11/2022) malam.

Keduanya meninjau progres revitalisasi dan pengembangan studio rekaman tertua di Indonesia oleh Holding BUMN Danareksa melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

"Salah satu pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan dari industri kreatif. Kita harus jadi pop culture country, artinya ketika budaya kita jadi ekonomi tapi bukan berarti menghilangkan budaya kita," kata Erick.

Untuk itu, lanjut Erick, BUMN berkomitmen membangun infrastruktur dan ekosistem dalam meningkatkan industri kreatif. Ia menyampaikan BUMN memiliki banyak aset bersejarah yang bisa dioptimalkan dalam memberi nilai tambah bagi perusahaan, pemerintah daerah, para pelaku industri kreatif dan UMKM, serta masyarakat sekitar.

"Banyak aset-aset BUMN yang punya nilai sejarah, kita coba kembangkan dan bangkitkan daripada mangkrak, mending kita manfaatkan," ucapnya.

Pria kelahiran Jakarta tersebut juga mengingatkan agar proses revitalisasi, pengembangan, dan pengelolaan Lokananta harus menerapkan model bisnis yang berkelanjutan. Bagi Erick, hal ini sangat penting agar Lokananta benar-benar bisa memberikan dampak yang maksimal bagi kemajuan industri kreatif dan juga perekonomian masyarakat sekitar.

"Saya titip jangan mangkrak, karena yang ada kita untuk membangun itu senang,  tetapi kontinuitasnya ngos-ngosan, ini tidak boleh. Saya tekankan sejak awal, prosesnya bagaimana, lalu ke depannya bagaimana supaya bisa jalan terus, jangan nanti ganti menteri, ganti kebijakan dan Lokananta berhenti lagi," ungkap Erick.

Erick berharap Lokananta mencontoh kesuksesan transformasi Sarinah. Menurut Erick, kebangkitan Sarinah tak hanya karena peran BUMN semata, melainkan dukungan penuh masyarakat Jakarta dan sekitarnya yang ikut meramaikan pusat perbelanjaan tertua di Indonesia tersebut.

"Mas Wali (Gibran) bilang, kalau tempat ini tidak ada proaktif dari masyarakat, ya ini enggak jadi apa-apa. Sarinah sukses karena masyarakatnya datang, musisi-musisi manggung di sana, nanti sama Mas Wali dicarikan tempat musisi bisa manggung di Lokananta," kata Erick.

Di tempat yang sama, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming mengatakan Lokananta sebagai aset sejarah bangsa memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Gibran ingin mengembalikan Lokananta sebagaimana mestinya yakni sentra berkreasi bagi para musisi.

"Anak-anak muda di Solo tidak boleh hanya jadi penonton. Kalau Lokananta sudah jadi, PR kita ialah mengisi konten-konten yang ada di sini. Kita ingin Lokananta bisa hidup terus ya, soalnya kalau saya lewat sini itu sedih kaya mangkrak," ujar Gibran.

Dalam kesempatan tersebut, Erick, Gibran, dan penyanyi keroncong legendaris, Waldjinah, menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU antara Holding Danareksa melalui PPA dengan komunitas musisi Solo. Selepas penandatanganan MoU, Erick dan Gibran pun menyaksikan penampilan dari Padi Reborns dalam praaktivasi bertajuk Lokananta Reload.

Sebagai informasi, Lokananta pertamakali didirikan pemerintah Indonesia pada 29 Oktober 1956 sebagai pusat perekaman siaran RRI dalam bentuk piringan hitam.

Perusahaan rekaman yang paling top pada zamannya ini, menyimpan arsip-arsip pidato kenegaraan Bung Karno dan kemudian berkembang menjadi studio rekaman di mana lagu-lagu daerah, gendang karawitan, hingga keroncong direkam. 

Tak hanya musik dan lagu, Lokananta juga merekam audio seni pertunjukan, seperti dongeng, cerita rakyat, wayang, dan ketoprak. Uniknya, Lokananta menyimpan arsip lagu “Terang Bulan” gubahan Saiful Bahri yang menjadi asal muasal lagu “Negaraku” yang kini menjadi lagu kebangsaan Malaysia.

Baru pada 2004, Lokananta resmi berada di bawah kendali Perum Percetakan Negara RI (PNRI), dengan nama baru Perum PNRI Cabang Surakarta, atas inisiatif mantan Ditjen Pembinaan Pers dan Grafika. Tahun ini, inisiatif merevitalisasi Studio Lokananta dapat terwujud. 

Saksi sejarah perkembangan musik di Indonesia ini akan direvitalisasi oleh PPA yang merupakan bagian dari Holding BUMN Danareksa sebagai salah satu bentuk transformasi BUMN. Lokananta dengan lokasi seluas 21.500 persegi nantinya akan menjadi creative dan commercial hub berbasis musik, museum, studio rekaman modern, tempat pertunjukan musik, dan penjualan merchandise musik. (***)

PROMOTED:  Kisah Dua Brand Kecantikan Lokal Raup Untung dari Tokopedia: Duvaderm dan Guele

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sentimen: positif (100%)