Sentimen
26 Nov 2022 : 22.18
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kab/Kota: Palu
Tokoh Terkait
Jusuf Kalla
Wapres Imbau Elite Politik Setop Narasi Permusuhan
27 Nov 2022 : 05.18
Views 3
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Para elite politik diminta menghentikan berbagai narasi bernada permusuhan ketika melakukan kampanye politiknya. Hal ini, menurut Wakil Presiden Ma’ruf Amin, perlu dilakukan untuk menghindari keterbelahan dan menimbulkan permusuhan di dalam negara pada saat berlangsungnya kontestasi politik pemilu.
"Ini perlu demi keutuhan negara kita," kata Ma’ruf usai membuka Musyawarah Nasional XI Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Munas XI KAHMI) di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat, 25 November 2022.
Lebih lanjut Ma’ruf menjelaskan, seharusnya para elite politik memberi contoh ke masyarakat bagaimana berkampanye secara santun dan saling menghargai pihak lain. Sebab kalau tidak, ungkapnya, masyarakat arus bawah bakal mengikuti tingkah laku para elite dan bertindak lebih keras.
Ma’ruf menyarankan para politisi yang berniat mau dalam Pemilu 2024 menggelorakan programnya ketimbang menarasikan politik identitas. Ma’ruf meminta para elite politik memberi contoh kepada masyarakat sikap untuk siap menang dan siap kalah.
"Kita sudah merasakan kalau menggunakan identitas bisa mengakibatkan keterbelahan. Karena itu dalam mengkampanyekan calon, seharusnya tidak menggunakan identitas ras, agama, dan etnis. Jangan hanya siap menang tapi tidak siap kalah. Itu bakal destruktif," jelasnya.
Kepada para peserta Munas KAHMI yang bakal ikut berkontestasi baik dalam Munas maupun Pemilu 2024, Ma’ruf meminta politisi dari kalangan KAHMI harus menjadi pelopor bagi kerukunan masyarakat.
"Jadikan momen Munas untuk menunjukkan bahwa KAHMI dapat menjadi model demokrasi yang cerdas, santun dan matang. Jangan saling lempar kursi," ungkap dia.
"Bukan hanya memutuskan siapa pimpinan yang baru. Tapi juga jadi bahan evaluasi bagi kita. Sudah sampai di mana? Yang paling berat apakah kita pencipta atau inovator," katanya.
Menurutnya, inovator tidak hanya bagi mereka yang berkecimpung di bidang teknologi semata, melainkan semua bidang ilmu. Ia mencontohkan politisi yang inovatif adalah mereka yang bisa menciptakan sesuatu yang baru bagi tatanan sosial dan bangsa.
"Demikian ekonom harus bisa lebih memajukan pengusaha dengan hal-hal yang baru," tambahnya.
Senada dengan Wapres, Kalla tidak ingin Munas KAHMI diwarnai dengan kekerasan yang kadang diwarnai dengan kursi yang melayang.
"Beri contohlah kepada adek-adek kita di HMI. Jangan diajari hal-hal yang kurang baik. Kayak tidak jadi pemilihan pemimpin jika tidak ada kursi melayang. Jangan seperti itu," ujar Kalla.
"Ini perlu demi keutuhan negara kita," kata Ma’ruf usai membuka Musyawarah Nasional XI Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Munas XI KAHMI) di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat, 25 November 2022.
Lebih lanjut Ma’ruf menjelaskan, seharusnya para elite politik memberi contoh ke masyarakat bagaimana berkampanye secara santun dan saling menghargai pihak lain. Sebab kalau tidak, ungkapnya, masyarakat arus bawah bakal mengikuti tingkah laku para elite dan bertindak lebih keras.
-?
- - - -Ma’ruf menyarankan para politisi yang berniat mau dalam Pemilu 2024 menggelorakan programnya ketimbang menarasikan politik identitas. Ma’ruf meminta para elite politik memberi contoh kepada masyarakat sikap untuk siap menang dan siap kalah.
"Kita sudah merasakan kalau menggunakan identitas bisa mengakibatkan keterbelahan. Karena itu dalam mengkampanyekan calon, seharusnya tidak menggunakan identitas ras, agama, dan etnis. Jangan hanya siap menang tapi tidak siap kalah. Itu bakal destruktif," jelasnya.
Kepada para peserta Munas KAHMI yang bakal ikut berkontestasi baik dalam Munas maupun Pemilu 2024, Ma’ruf meminta politisi dari kalangan KAHMI harus menjadi pelopor bagi kerukunan masyarakat.
"Jadikan momen Munas untuk menunjukkan bahwa KAHMI dapat menjadi model demokrasi yang cerdas, santun dan matang. Jangan saling lempar kursi," ungkap dia.
Pemimpin inovatif
Pada kesempatan itu, Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kalla sebagai Ketua Majelis KAHMI mengingatkan agar Munas tidak hanya menjadi momentum mengganti kepemimpinan semata. Dirinya mendorong agar Munas KAHMI melahirkan pemimpin dengan tiga faktor, yakni kecendekiawanan, pengabdian dan inovasinya."Bukan hanya memutuskan siapa pimpinan yang baru. Tapi juga jadi bahan evaluasi bagi kita. Sudah sampai di mana? Yang paling berat apakah kita pencipta atau inovator," katanya.
Menurutnya, inovator tidak hanya bagi mereka yang berkecimpung di bidang teknologi semata, melainkan semua bidang ilmu. Ia mencontohkan politisi yang inovatif adalah mereka yang bisa menciptakan sesuatu yang baru bagi tatanan sosial dan bangsa.
"Demikian ekonom harus bisa lebih memajukan pengusaha dengan hal-hal yang baru," tambahnya.
Senada dengan Wapres, Kalla tidak ingin Munas KAHMI diwarnai dengan kekerasan yang kadang diwarnai dengan kursi yang melayang.
"Beri contohlah kepada adek-adek kita di HMI. Jangan diajari hal-hal yang kurang baik. Kayak tidak jadi pemilihan pemimpin jika tidak ada kursi melayang. Jangan seperti itu," ujar Kalla.
(END)
Sentimen: positif (96.8%)