LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Masyarakat harus mulai mewaspadai bahwa Sesar Lembang termasuk kedalam zona sumber gempa kerak dangkal yang berada di wilayah Jawa Barat.

Membentang sepanjang 29 kilometer, Sesar Lembang merupakan salah satu patahan aktif di Jawa Barat yang berpotensi menjadi zona sumber terjadinya gempa kerak dangkal.

Menurut peneliti bagian fisika BMKG, Daryono, terdapat cukup banyak patahan di Jawa Barat yang berpotensi menjadi zona sumber gempa kerak dangkal, salah satunya yaitu Sesar Lembang,

Baca Juga: Apa Itu Gempa Kerak Dangkal? Ini Penjelasan BMKG soal Guncangan di Cianjur Akibat Pergerakan Sesar Cimandiri

Apa itu gempa kerak dangkal?

Melalui akun Twitternya, Daryono menjelaskan, gempa kerak dangkal umumnya memiliki kedalaman sumber gempa berkisar 1-30 kilometer di bawah permukaan tanah..

Rendahnya kedalaman sumber gempa yang sangat dangkal dan terletak di wilayah pemukiman, dapat menjadi faktor yang menyebabkan gempa kerak dangkal memiliki daya kerusakan yang parah.

Pada kasus gempa kerak dangkal, amplitudo gelombang seismik dengan konten frekuensi relatif tinggi dan tidak mengalami atenuasi atau pelemahan energi hingga sampai ke permukaan bumi

Baca Juga: Inilah Dampak yang Akan Terjadi Bila Sesar Lembang Bergetar, Warga Kota Bandung Harus Waspada!

Karakter gempa kerak dangkal dengan frekuensi tinggi ini akan banyak menimbulkan kerusakan karena guncangan tanah yang dibangkitkan sangat kuat.

Kedalaman yang dangkal ini kaya akan frekuensi tinggi sehingga menimbulkan guncangan yang besar, hingga menciptakan kerusakan yang parah, seperti yang terjadi pada gempa Cianjur, Senin (21/11/2022)

Gelombang gempa dengan konten frekuensi tinggi ini akan diperparah jika wilayah yang dilanda gempa tersusun oleh tanah lunak dan tebal.

Sehingga terjadi resonansi gelombang seismik yang berujung pada terjadinya amplifikasi atau penguatan guncangan gempa secara berkala.

Baca Juga: 5 Objek Wisata Sesar Lembang di Kota Bandung, Sudah Tahu?

Gempa kerak dangkal juga sangat berpotensi menimbulkan rekahan permukaan (surface rupture) sehingga bisa lebih merusak bangunan di jalur sesar.

Bangunan apa pun yang dibangun di atas jalur sesar aktif akan mengalami kerusakan saat sesar mengalami pergeseran.

Gempa kerak dangkal umumnya diikuti serangkaian gempa susulan yang cukup banyak karena lapisan kerak dangkal batuannya relatif heterogen dan tergolong rapuh (brittle).

Jenis batuan semacam ini jika mengalami deformasi atau patahan dapat memproduksi serangkaian gempa susulan setelahnya.

Daryono juga menjelaskan, gempa kerak dangkal kedalamannya umumnya berkisar 1-30 kilometer di bawah permukaan bumi.

Baca Juga: 7 Fakta Sesar Lembang Disebut Lebih Berbahaya dan Dahsyat, Nomor 3 Harus Waspada!

Zona sumber gempa semacam ini di Jawa Barat terdapat cukup banyak, seperti Sesar Cimandiri, Sesar Baribis, Sesar Citarik, Sesar Cipamingkis, Sesar Lembang, dan Sesar Cirata.

Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai kawasan perbukitan dengan tebing curam yang dapat mengalami ketidakstabilan lereng (slope) saat terjadi gempa kuat.

Karena saat hujan lebat, gempa susulan yang berlangsung secara signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batuan (rock fall) yang dapat membahayakan keselamatan jiwa.

Oleh karena itu, masyarakat harus mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya yang bisa disebabkan oleh gempa bumi, segera mencari ruang aman jika memang memungkinkan untuk menyelamatkan diri.

Baca Juga: Yuk! Siapkan Tas Siaga Bencana, Isi 7 Barang Penting Ini

Potensi gempa besar yang dimiliki Sesar Lembang merupakan ancaman serius yang tidak bisa disepelekan begitu saja, terutama bagi para masyarakat yang memiliki tempat tinggal di sekitar sesar.

Sebab Sesar Lembang memiliki jalur yang saling berhubungan dengan sesar lainnya di Jawa Barat dan sewaktu-waktu dapat mengalami pergeseran lapisan tanpa adanya tanda-tanda yang dapat dirasakan terlebih dahulu

Itulah informasi mengenai zona gempa kerak dangkal di Jawa Barat, Sesar Lembang berpotensi sebabkan kerusakan parah***