Jember (beritajatim.com) – Bupati Hendy Siswanto melakukan inspeksi ke distributor bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah untuk mencari tahu penyebab kelangkaan pupuk di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (10/3/2022).

Hasilnya? “(Suplai untuk) kebutuhan pupuk bersubsidi di Jember dikurangi sekitar 50 persen (oleh pemerintah pusat). Pupuk non subsidi hanya disiapkan 10 persen yang memang harganya lebih tinggi lagi. Ini ada satu kekosongan sekitar 40 persen,” kata Hendy.

Menurut Hendy, ada perusahaan pupuk swasta yang mengisi kekurangan itu dengan harga jual mahal. “Tidak mungkin terbeli karena mahal sekali,” katanya.

Akhirnya, berdasarkan informasi yang diterima Hendy, petani mencampur pupuk kimia dengan pupuk organik. “Ujungnya kualitas panen akan menurun,” katanya.

Hendy berharap manajemen distribusi pupuk sejak hulu hingga hilir benar-benar jelas. Pasalnya, berdasarkan informasi yang diterimanya, ada petani yang mengambil jatah pupuk untuk tiga musim tanam dalam satu waktu.

“Kami berharap tidak bisa seperti itu. Itu kan jatah setahun. Kalau diambil semua saat musim tanam pertama, terus saat musim tanam kedua bagaimana? Memang ada peluang beli mahal, kios kerepotan tidak melepas,” kata Hendy.

Hendy berjanji akan mengajak gabungan kelompok tani untuk berdiskusi. “Harus ada kedisplinan, karena ada keterbatasan stok pupuk bersubsidi. Kalau semua dilakukan sama, insya Allah musim tanam satu, kedua, dan ketiga bisa bagus,” katanya.

Hendy juga berharap kios pupuk memiliki data petani yang berhak memperoleh pupuk bersubsidi. Selama ini data itu, menurutnya, ada pada distributor. “Jangan sampai (kuota pupuk) diberikan kepada yang lain,” katanya. [wir/suf]