Sentimen
24 Nov 2022 : 14.59
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Cianjur
Tokoh Terkait
Kusnadi
Bertahan Mengungsi, 250 KK Warga Kampung Sudi Cianjur Bangun Tenda Darurat Mandiri
24 Nov 2022 : 21.59
Views 3
Medcom.id Jenis Media: News
Cianjur: Sebanyak 250 kepala keluarga memilih bertahan di tenda pengungsian yang didirikan sendiri untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan di Kampung Sudi, Desa Nagrag, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Selasa malam, 22 November 2022 Mayoritas rumah warga ambruk akibat gempa bumi 5,6 magnitudo pada Senin, 21 November.
Warga mendirikan tenda darurat beratap terpal tak jauh dari rumah masing-masing. Warga pun berada di dalam tenda menggunakan penerangan secukupnya karena aliran listrik di kampung tersebut padam sejak terjadinya gempa.
"Untuk kampung sudi ini hampir seluruhnya mengungsi, karena sangat terdampak total ada 250 kepala keluarga kurang lebih, semuanya mengungsi," kata Kusnadi, salah satu tokoh masyarakat saat ditemui di Desa Nagrag, Cianjur.
Ia menuturkan, warga saat ini membutuhkan penerangan karena khawatir adanya hewan ataupun hujan pada malam hari. Setiap tenda, rata-rata menggunakan penerangan dari lilin serta lampu senter dari handphone agar tidak terlalu gelap.
"Ya kalau hujan kita kehujanan, namanya juga tenda seadanya belum lagi jika hujannya besar kita mau gimana lagi namanya mengungsi. Kita tidur beralaskan tikar saja namanya juga sedang darurat," bebernya.
Selain itu, warga pun kini membutuhkan obat-obatan terutama pereda demam. Karena angin di kampung tersebut cukup kencang terutama pada malam hari.
"Membutuhkan tolak angin, parasetamol, dan vitamin," ujarnya.
Sementara itu, warga pun mendirikan dapur umum masing-masing keluarga. Karena pusat lokasi pengungsian, lanjutnya, cukup jauh dari pemukinan warga.
"Kalau dapur umum masing-masing keluarga. Di tenda itu kan ada beberapa keluarga, ada yang empat keluarga sampai lima keluarga," tutupnya.
Warga mendirikan tenda darurat beratap terpal tak jauh dari rumah masing-masing. Warga pun berada di dalam tenda menggunakan penerangan secukupnya karena aliran listrik di kampung tersebut padam sejak terjadinya gempa.
"Untuk kampung sudi ini hampir seluruhnya mengungsi, karena sangat terdampak total ada 250 kepala keluarga kurang lebih, semuanya mengungsi," kata Kusnadi, salah satu tokoh masyarakat saat ditemui di Desa Nagrag, Cianjur.
-?
- - - -Ia menuturkan, warga saat ini membutuhkan penerangan karena khawatir adanya hewan ataupun hujan pada malam hari. Setiap tenda, rata-rata menggunakan penerangan dari lilin serta lampu senter dari handphone agar tidak terlalu gelap.
"Ya kalau hujan kita kehujanan, namanya juga tenda seadanya belum lagi jika hujannya besar kita mau gimana lagi namanya mengungsi. Kita tidur beralaskan tikar saja namanya juga sedang darurat," bebernya.
Selain itu, warga pun kini membutuhkan obat-obatan terutama pereda demam. Karena angin di kampung tersebut cukup kencang terutama pada malam hari.
"Membutuhkan tolak angin, parasetamol, dan vitamin," ujarnya.
Sementara itu, warga pun mendirikan dapur umum masing-masing keluarga. Karena pusat lokasi pengungsian, lanjutnya, cukup jauh dari pemukinan warga.
"Kalau dapur umum masing-masing keluarga. Di tenda itu kan ada beberapa keluarga, ada yang empat keluarga sampai lima keluarga," tutupnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
(MEL)
Sentimen: positif (57.1%)