“Kerugian materil rumah rusak 56.320 rumah,” ungkap dia via Zoom dalam konferensi pers bertajuk “Update Perkembangan Penanganan Gempa Bumi di Kabupaten Cianjur” yang disiarkan langsung melalui kanal BNPB Indonesia pada Rabu (23/11/2022) sore.

Suharyanto membeberkan dari total 56,230 rumah yang rusak itu, terdapat 22.241 rumah rusak berat, 11.641 rumah rusak sedang, serta 22.090 rumah rusak ringan. Rumah-rumah ini sudah didata dari mulai RT, RW, kepala desa, babinsa, bhabinkamtibmas, sampai dengan kepala OPD.

Lanjut Suharyanto, kepala-kepala OPD ini juga sudah diperintahkan oleh Bupati Cianjur Herman Suherman untuk ikut melaksanakan pendataan khususnya pada rumah-rumah warga yang rusak.

“Karena ini kalau segera bisa cepat, ini segera bisa kita perbaiki,” tutur dia.

Di samping itu, Suharyanto menyebut bahwa tengah mengerahkan bantuan dari perguruan tinggi. Seperti Universitas Suryakancana dan Universitas Putra Indonesia yang akan membantu.

“Dan di samping perangkat daerah, juga dari tim dari Kementerian PUPR ini juga sudah turun melaksanakan pendataan terhadap rumah warga yang rusak,” ujar dia.

Selain rumah-rumah yang rusak, Suharyanto mengatakan terdapat infrastruktur juga yang rusak akibat gempa di Cianjur. Antara lain 31 sekolah, 124 tempat ibadah, tiga fasilitas kesehatan, dan 13 gedung atau perkantoran.

Sementara itu BNPB mencatat ada penambahan kecamatan yang terdampak. Hingga hari ini, 23 November 2022, total kecamatan yang terdampak gempa tersebut adalah sebanyak 15 kecamatan.

“Kecamatan yang terdampak bertambah daripada kemarin sore, sekarang ada 15 kecamatan,” tutur dia.

Kelimabelas kecamatan itu, yakni Kecamatan Cianjur, Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Warung Kondang, Kecamatan Cilaku, Kecamatan Gekbrong, Kecamatan Cugenang, Kecmatan Cibeber, Kecamatan Sukaluyu, Kecamatan Sukaresmi, Kecamatan Pacet, Kecamatan Bojong Picung, Kecamatan Cikalong Kulon, Kecamatan Mande, Kecamatan Cipanas, dan Kecamatan Haurwangi.