Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Bantul, Gunungkidul
Program Jemput Bola Pemilih Pemula Biro Tapem DIY Disambut Antusias Siswa
Harianjogja.com Jenis Media: News
KULONPROGO—Ratusan siswa SMKN Nanggulan, Kulonprogo, berbondong-bondong merekam KTP-El di sekolah. Program jemput bola pemilih pemula inisiasi Biro Tapem DIY ini disambut antusiasme tinggi dari para siswa.
Kepala Bagian Bina Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Biro Tata Pemerintahan DIY, Rokhani Yuliyanti menerangkan kegiatan jemput bola pemilih pemula ini digelar untuk menjangkau para siswa yang nantinya bakal menjadi pemilik pemula. Bekerja sama dengan Disdukcapil Kulonprogo, para siswa sekolah difasilitasi perekaman KTP elektronik.
"Jadi kegiatan terkait dengan merekam, cetak KTP elektronik ini ditujukan untuk anak-anak pemilih pemula dan mereka yang belum memiliki KTP-El diwajibkan untuk melakukan perekaman," terang Rokhani pada Senin (21/11/2022).
Sebelumnya kegiatan jemput bola pemilih pemula ini juga diselenggarakan di wilayah lainnya. Sekolah-sekolah di Gunungkidul, Bantul, hingga Kota Jogja telah disasar kegiatan ini.
Ada dua sekolah yang disasar program jemput bola pemilih pemula oleh Biro Tapem DIY di Kulonprogo. Dua sekolah tersebut yakni SMKN Nanggulan dan SMAN Sentolo. "Di SMKN Nanggulan ada sekitar 481 murid yang dilakukan perekaman. Belum ditambah dengan SMAN Sentolo," jelasnya.
Total dari empat kabupaten/kota yang jadi sasaran program jemput bola pemilih pemula ini sudah mencakup ribuan siswa. "Ribuan orang itu saja masih belum semuanya bisa tertangani," tandasnya.
Fasilitasi perekaman dan pencetakan KTP-El ini memang ditujukan kepada siswa yang umumnya bakal jadi pemilih pemula dalam pemilu 2024 mendatang. Selain itu para siswa yang jadi sasaran program ini juga merupakan masyarakat dengan kepemilikan KTP yang pertama karena mereka berusia 16 tahun.
"Jadi yang usia 16 tahun tetap kita rekam, tapi belum kota cetakkan KTP El. Karena KTP El itu bisa dicetak by system itu ketika usianya 17 tahun. Tapi kalau sudah dilakukan perekaman nanti tinggal mengambil ketika sudah memasuki usia 17 tahun," tambahnya.
Strategi perekaman dan pencetakan KTP-El secara jemput bola bagi pemilih pemula ini disebutkan Rokhani syarat akan banyak manfaat. Salah satunya pada aspek keamanan. Pasalnya siswa tidak perlu izin meninggalkan pelajaran untuk mengurus KTP yang membuat siswa keluar sekolah dan rentan akan bahaya serta penyalahgunaan izin. Apalagi bila jarak antara sekolah dan Dukcapil jauh.
"Keamanan, jadi anak-anak yang ada di sekolah ini tidak usah izin keluar, izin ke Dukcapil. Yang dimana kalau ke Dukcapil kalau jaraknya jauh kan tidak hanya memerlukan waktu," ujarnya.
Selain itu, perekaman KTP di sekolah juga memiliki kelebihan dari sisi pendataan. Bila digelar di sekolah, pendataan juga dapat dilakukan oleh guru. Selain itu siswa dapat kembali ke kelas dengan cepat setelah perekaman KTP rampung dilakukan, sehingga tetap dapat melanjutkan belajar.
"Karena kita juga kerja sama dengan Balai Dikmen. Ketika Dikmen menyampaikan ke sekolah yang akan disasar murid-muridnya, itu otomatis dari sekolah akan didata siapa saja yang belum pernah melakukan perekaman KTP, sehingga lebih praktis," lanjutnya.
Strategi jemput bola pemilih pemula ini menyasar sekolah yang siswanya minim melakukan perekaman KTP El. Tidak dipilih secara acak, sekolah yang disasar juga dipilih dengan parameter belum mendapatkan program semacam ini sebelumnya.
Dari ribuan siswa di empat kabupaten/kota yang telah menjadi sasaran program ini, menunjukkan masih banyaknya masyarakat yang belum melakukan perekaman KTP-El. "Dan juga supaya nanti kedepannya ketika pas kau melakukan hal pokoknya mereka tidak terburu-buru," lanjutnya.
Cara jemput bola ini ditambahkan Rokhani juga mengurangi antrean masyarakat dalam pengurusan KTP-El di Dukcapil. Sehingga siswa dapat melakukan perekaman KTP El di sekolah untuk mengurangi penumpukan. "Yang jelas lebih efektif, efisien tempat dan tidak usah biaya bensin kesana-kesana. Sudah di sekolah saja," tandasnya.
Salah satu siswa yang berpartisipasi dalam program ini, Luthfy Ananta, 16, merasa sangat terbantu akan kegiatan ini. Menurutnya program ini memudahkannya untuk membuat KTP. Sebelumnya ia belum sempat membuat KTP lantaran harus izin keluar masuk sekolah."Kalau ini tinggal datang sudah jadi," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sentimen: negatif (100%)