Sentimen
Negatif (88%)
23 Nov 2022 : 08.32
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Kalideres

Kasus: mayat, pencurian

Polisi Ungkap Fakta Baru Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Jarang Berkomunikasi dengan Dunia Luar

23 Nov 2022 : 08.32 Views 3

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Polisi Ungkap Fakta Baru Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Jarang Berkomunikasi dengan Dunia Luar

PIKIRAN RAKYAT - Polda Metro Jaya mengungkap fakta baru terkait kasus satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat.

Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan berdasarkan hasil digital forensik, satu keluarga yang meninggal tersebut jarang berkomunikasi dengan dunia luar.

"Dari proses digital forensik, kami temukan fakta bahwa para penghuni rumah keluarga ini jarang berkomunikasi dari pihak luar, sangat jarang," ujarnya kepada wartawan, Senin, 21 November 2022.

Hengki mengungkapkan, hanya ada beberapa orang yang biasa dihubungi oleh salah satu pihak keluarga yang tewas tersebut yakni penjual barang-barang yang ada di rumah.

Baca Juga: Ridwan Kamil Berharap Kenaikan Upah Minimum Jadi Semangat bagi Para Pekerja

"Dari salah satu penghuni (yang meninggal) lokasi, ternyata yang bersangkutan pernah menghubungi salah satu nomor, ini terkait dari penjualan barang-barang yang ada di rumah, apakah itu mobil, kendaraan, kemudian penjualan AC, kulkas, blender, TV. Dan ini sudah kita dapatkan siapa yang membeli, berapa dijualnya, dan sebagainya," ujarnya.

"Jadi, praduga awal yang menyatakan bahwa ada pencurian mobil, terus barang-barang yang ada di rumah, sementara bisa kita patahkan," kata Hengki.

Selain itu ada pihak lain yang dihubungi yakni seorang mediator jual beli rumah. Penyidik telah memeriksa mediator tersebut dan menemukan kejanggalan.

"Saat itu, salah satu pemilik ataupun yang meninggal di rumah tersebut, atas nama almarhum Budiyanto ini menghubungi ke para saksi (mediator) ini untuk menjual rumah tersebut," tuturnya.

Berdasarkan keterangan saksi lanjut Hengki, korban ini sangat proaktif menghubungi untuk menjual rumah tersebut. Bahkan korban langsung menyerahkan sertifikat asli rumah kepada saksi.

"Ada hal yang sangat tidak lazim disini, pada saat ditemui mediator ini langsung menyerahkan sertifikat asli kemudian karena waktu sempat putus asa tidak ketemu pembelinya siapa yang ingin seharga Rp1,2 Miliar, akhirnya dikembalikan sertifikat itu kepada almarhum Budiyanto ini tetap ditolak, suruh pegang lagi," ucapnya.

Baca Juga: Karateka Jabar Sumbang Emas di Kejuaraan Internasional

Alhasil para mediator tersebut menghubungi koperasi simpan pinjam untuk menggadaikan rumah tersebut. Pihak koperasi kemudian tertarik dengan hal itu karena nilai NJOP rumah yang tinggi.

"Pembayaran simpan pinjam itu meminta 50 persen NJOP, baik rumah maupun tanah. Pada saat 5 orang datang ke seputaran rumah, dua mediator, satu dari petugas dua pegawai dari koperasi simpan pinjam ini datang ke depan rumah diterima oleh almarhum Budiyanto, begitu membuka gerbang sudah tercium bau busuk yang luar biasa pada bulan Mei, 13 Mei," katanya.

Mereka kemudian sempat menanyakan bau busuk tersebut namun dijawab Budiyanto bau selokan.

"Ditanyakan kepada pihak rumah ko bau seperti ini, dijawab itu bau got," ucapnya.

Mereka kemudian masuk kedalam rumah dan menanyakan atas nama sertifikat tersebut yang belakangan diketahui milik Reni Margaretha.

Mediator dan petugas simpan pinjam itu kemudian terkejut melihat kondisi Reni yang sudah membusuk dan meninggal dunia.

"Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak diantarkan masuk ke dalam kamar, begitu pintu kamar dibuka pegawai ini masuk menyeruak bau yang lebih busuk. Dimana ibunya, ini lagi tidur. Tapi jangan dinyalakan lampu karena ibu saya sensitif terhadap cahaya kata anak atas nama Dian yang turut meninggal di TKP," tuturnya.

"Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat ini, dipegang-pegang agak gemuk agak curiga, tanpa sepengetahuan Dian salah satu korban pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP nya begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahu Akbar, ini sudah mayat di tanggal 13 Mei," kata Hengki.***

Sentimen: negatif (88.9%)