Sentimen
Positif (98%)
23 Nov 2022 : 08.29
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Kalideres

Kasus: mayat

Update 4 Mayat Kalideres Bikin Merinding, Dian Menganggap Ibunya Masih Hidup, Rambutnya Disisir Sampai Rontok

23 Nov 2022 : 08.29 Views 3

Pojoksatu.id Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional

Update 4 Mayat Kalideres Bikin Merinding, Dian Menganggap Ibunya Masih Hidup, Rambutnya Disisir Sampai Rontok

POJOKSATU.id, JAKARTA-  Dian, anak dari pasangan suami istri Budianto dan Margaretha yang merupakan satu keluarga yang meninggal dunia di Kalideres, Jakarta Barat ternyata tetap menganggap ibunya bernama Margaretha masih hidup.

Padahal pada tanggal 13 Mei 2022, Margaretha dinyatakan telah meninggal dunia. Namun Dian kala itu ngotot kepada petugas koperasi bahwa ibunya masih hidup.

Bahkan Dian sempat bilang kepada petugas koperasi simpan pinjem, bahwa dirinya sering memberikan ibunya susu.

“Pada saat pegawai koperasi simpan pinjam ini menyatakan bahwa ini sudah menjadi mayat, jawaban daripada Dian ‘ibu saya ini masih hidup, tiap hari masih saya berikan minum susu’,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi di Polda Metro Jaya,  Selasa  (22/11/2022).


Dengan kondisi sang ibu menjadi mayat, kata Hengki, Dian yang juga merupakan korban satu keluarga yang meninggal itu, juga memperlakukan ibunya selayaknya orang yang masih hidup.

Sang ibu bernama Margaretha itu bahkan kerap disisir rambut oleh Dian. Akan tetapi Dia tak merasa aneh walaupun anggota koperasi simpen pinjam itu mengingatkan Dian berkali-kali, bahwa ibunya itu sudah meninggal dunia.

“Kemudian (Dian) sambil menyisir karena rambut ibunya rontok semua,” ujarnya.

BACA : Kriminolog UI Cium Persoalan Uang Makin Terasa dalam Motif Tewasnya Keluarga di Kalideres

Sebelumnya, dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi terungkap ternyata sang istri bernama Margaretha telah meninggal sejak 13 Mei 2022 silam.

Hal itu terungkap, saat petugas koperasi simpan pinjam hendak meminta tanda tangan sang istri dari Budianto. Karena pada saat itu, keluarga Budianto hendak menggadaikan rumahnya yang seharga 1,2 miliar.

Pada tanggal 13 Mei itu, petugas koperasi simpan pinjem tak bisa mencairkan uang sebesar 1,2 miliar itu sebelum ada tanda tangan suami istri yang selaku pemilik rumah.

Pada saat itulah, petugas koperasi hendak memasuki kamar sang istri Budianto.

Namun ketika sang petugas koperasi hendak memaksa kamar ibu Margareta, sang anak mewanti-wanti bahwa agar tak menyalakan lampu, pasalnya sang ibu sangat sensitif dengan sinar cahaya.

“Dipegang-pegang agak gemuk agak curiga, tanpa sepengetahuan Dian salah satu korban pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP nya begitu diliat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahu Akbar, ini sudah mayat di tanggal 13 Mei,” kata Hengki. (Firdausi/pojoksatu)

Sentimen: positif (98.4%)