Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Munas HIPMI
Institusi: HIPMI
Kab/Kota: Solo
Kasus: PHK
Partai Terkait
Tokoh Terkait
PKB: HIPMI Harusnya Bersiap Hadapi Resesi, Bukan Berkelahi
Jitunews.com Jenis Media: Nasional
22 November 2022 23:36 WIB
Demokrasi adalah mengelola kepentingan yang berbeda-beda dengan aturan main yang jelas dan bukan adu otot
JAKARTA, JITUNEWS.COM - Video kericuhan Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Munas HIPMI) ke XVII di Hotel Alila, Solo viral di media sosial.
Dari tayangan video tersebut, beberapa peserta ribut dengan peserta lainnya dan menyebabkan adu jotos di antara mereka.
Juru Bicara Milenial DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Mikhael Sinaga menyayangkan kejadian tersebut.
Hadiri Munas HIPMI XVII, Jokowi Titip Pesan ke Capres-Cawapres
"Sangat disayangkan. Ini musyawarah kok sampai anarkis, HIPMI harusnya dewasa menyikapi perbedaan yang ada, " kata dia di Jakarta, Selasa (22/11/2022).
Menurut Mikhael, demokrasi adalah mengelola kepentingan yang berbeda-beda dengan aturan main yang jelas dan bukan adu otot.
Munas HIPMI bukan sekedar memilih nakhoda tapi perlu menyusun arah ekonomi Indonesia menghadapi ancaman resesi dunia di tahun-tahun mendatang.
"Resesi jelas-jelas ada di depan mata dan sudah banyak negara rontok karena tidak mampu mengelola sumber daya alam mereka, gelombang PHK dan hutang yang membengkak. PKB memperkirakan tahun 2023 dan 2024 akan menjadi tahun paking berat dalam resesi global dan mungkin berat juga untuk Indonesia. Akhir tahun ini sudah mulai ada gelombang PHK," papar Mikhael.
Bahkan, lanjut Mikhael, energi dan semangat yang ditunjukkan peserta Munas HIPMI itu digunakan ke hal-hal yang lebih membela kepentingan nasional misalnya terkait kekayaan alam Indonesia.
"Ketimbang membuat ricuh di Munas dan menjadi tontonan publik, akan lebih baik jika para pengusaha muda itu berani 'berkelahi' dan melawan saat banyak kekayaan alam Indonesia seperti nikel dan batubara disedot keluar negeri," pungkasnya.
Hadiri Pembukaan Munas HIPMI, Ketua DPD RI Ingatkan Untuk Akhiri Praktek Over Eksploitasi BangsaSentimen: negatif (98.5%)