Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: BTN, Bank Tabungan Negara
Tokoh Terkait
Survei BI Prediksi Permintaan KPR Lesu Tiga Bulan
Solopos.com Jenis Media: News
SOLOPOS.COM - Pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara atau IKN Nusantara di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, menggerakkan bisnis pengembang perumahan di daerah berjuluk Benuo Taka itu. (Antaranews.com)
Solopos.com, JAKARTA—Survei Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) diperkirakan menurun selama tiga hingga eban bulan ke depan. Berdasarkan Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan yang dirilis BI, Senin (21/11/2022), turunnya permintaan selama tiga bulan ke depan terindikasi dari melemahnya pangsa KPR dari 13% pada September 2022 menjadi 10,4% pada Oktober.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan bahwa ada beberapa hal yang memengaruhi hasil survei BI terkait dengan permintaan KPR. Pertama, kondisi umum secara makro ke depan memang sulit diprediksi. Mengingat sejumlah pihak telah meramalkan bahwa prospek perekonomian dunia akan mengalami badai sempurna atau perfect storm pada tahun depan.
PromosiDaihatsu Rocky, Mobil Harga Rp200 Jutaan Jadi Cuma Rp99.000
“Meski demikian, saya melihat Indonesia tidak akan terkena impact yang begitu besar dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” tutur Amin kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Senin (21/11/2022).
Baca Juga William Wongso Pastikan Semua Makanan KTT G20?Halal
Kedua adalah kenaikan tingkat suku bunga acuan. Menurutnya, para nasabah telah memperkirakan suku bunga KPR akan meningkat seiring dengan naiknya suku bunga acuan BI-7 Day Repo Rate (BI7DRR) yang saat ini berada di level 5,25%.
“Terakhir saya melihat bahwa mungkin saat ini bagi sebagian orang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masih berat, jadi untuk membeli rumah dan sebagainya bukan menjadi prioritas di tengah kondisi sekarang,” ujarnya.
Sementara itu, dari survei BI, pada periode enam bulan mendatang, kebutuhan terhadap pembiayaan KPR juga cenderung melemah. Pada Oktober 2022, pangsa KPR tercatat berada di posisi 6,9%, sedangkan bulan sebelumnya mencapai 10,2%.
Baca Juga Luhut: KTT G20 Sumbang Pendapatan Negara Rp7,5 Triliun
Bukan hanya itu, survei bank sentral juga memproyeksikan bahwa penyaluran kredit baru untuk kredit konsumsi seperti KPR dan lainnya mengalami perlambatan pada kuartal IV/2022. Sebelumnya, Survei Harga Properti Residensial yang dirilis BI menyebutkan bahwa peningkatan harga properti masih berlanjut hingga kuartal III/2022.
Indeks Harga Properti Residensial pada periode tersebut tercatat naik 1,94% secara year-on-year (yoy). Adapun dari sisi penjualan juga bertumbuh 13,5% yoy, meski melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 15,23%.
Pertumbuhan ini mayoritas ditopang seluruh tipe rumah, kecuali tipe rumah menengah yang terkoreksi 1,59% secara tahunan. Responden menyampaikan bahwa sejumlah hambatan dalam penjualan properti residensial primer dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kenaikan harga bahan bangunan (24,13%), masalah perizinan (15,59%), dan suku bunga KPR (11,91%).
Baca Juga Jokowi Berharap KTT G20 Bali Hasilkan Kerja Sama Konkret
Di tengah proyeksi negatif tersebut, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BBTN kembali menggelar pameran perumahan yakni Indonesia Property Expo (IPEX) 2022 di Jakarta Convention Center pada 19–27 November 2022. Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan bahwa masyarakat yang mengambil KPR dalam pergelaran IPEX 2022 akan mendapatkan bunga secara menarik, mulai dari 2,47% pada tahun pertama.
“Selain itu, ada penawaran gratis untuk biaya provisi, administrasi, dan appraisal,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (20/11/2022).
Dalam pergelaran yang diikuti oleh 42 pengembang tersebut, BBTN menargetkan potensi izin prinsip KPR sekitar Rp1,5 triliun. Perinciannya, KPR nonsubsidi mencapai Rp900 miliar, KPR subsidi Rp300 miliar dan pembiayaan rumah syariah Rp300 miliar. Sampai dengan kuartal III/2022, bank spesialis pembiayaan hunian tersebut mencatatkan total penyaluran KPR senilai Rp228,09 triliun atau naik 7,66% secara tahunan.
Baca Juga Tak Akui Rusia, Presiden Ukraina Sebut KTT G20 dengan G19
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga kembali berencana menggelar BCA Expo Hybrid 2022 guna mendorong laju penyaluran kredit konsumsi. Sampai akhir September 2022, perseroan telah menyalurkan KPR sebesar Rp105 triliun, naik 10,4% yoy. Sampai dengan akhir September 2022, total KPR di perbankan tercatat sebesar Rp600,5 triliun atau tumbuh 7,7% secara tahunan.
Penyaluran KPR berkontribusi hingga 51% dari total kredit properti di bank yang mencapai Rp1.180 triliun.
Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Permintaan KPR Diperkirakan Lesu hingga 6 Bulan ke Depan.
Sentimen: positif (65.3%)