Sentimen
Positif (99%)
21 Nov 2022 : 21.51
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Kalideres

Kasus: mayat

Polisi Masih Dalami Motif dan Penyebab Jenazah 'Mengering' di Kalideres

22 Nov 2022 : 04.51 Views 1

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Polisi Masih Dalami Motif dan Penyebab Jenazah 'Mengering' di Kalideres
Jakarta -

Polda Metro Jaya telah menyampaikan sejumlah fakta baru kasus jenazah 'mengering' di Kalideres, Jakarta Barat. Namun, hingga saat ini motif dan penyebab tewasnya empat orang tersebut masih belum diketahui.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyebut hingga saat ini pihaknya masih bekerja sama dengan pakar dan ahli untuk membongkar penyebab kematian. Dia menyebut ada kolaborasi antar RS Polri dan Rs Cipto Mangunkusumo.

"Gabungan forensik, baik dari RS Polri maupun dari RSCM, oleh pakar-pakar UI sedang berkolaborasi, sedang bekerja untuk memecahkan penyebab kematian," kata Hengki Haryadi dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).

-

-

"Kita harus mencari motif, yang kedua adalah sebab kematian. Nah ini kami didukung tim ahli dan juga ditindaklanjuti penyelidik yang dilakukan kepolisian," imbuhnya.

Sudah Jadi Jenazah Sejak Mei

Diketahui, Polda Metro Jaya pada Senin (21/11) sore menyampaikan sejumlah temuan baru di kasus jenazah 'mengering' yang ditemukan di Kalideres, Jakarta Barat. Fakta itu adalah salah satu jenazah diketahui sudah tak bernyawa sejak bulan Mei 2022.

Polisi menjelaskan ada pegawai koperasi simpan pinjam yang sempat melihat salah satu mayat mengering di rumah Kalideres, Jakarta Barat. Dia bahkan sempat memegang mayat tersebut.

Pegawai koperasi simpan pinjam itu datang ke rumah di Kalideres, Jakarta Barat, pada 13 Mei lalu. Saat itu, dia hendak memproses gadai rumah itu. Dia dipandu oleh Budianto, yang belakangan juga sudah jadi almarhum, menjadi salah satu mayat yang mengering di rumah itu.

Pegawai koperasi mengecek sertifikat rumah yang hendak digadaikan. Sertifikat rumah itu atas nama ibu bernama Reny Margaretha. Budianto menyatakan Ibu Renny sedang tidur di kamar.

"Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak diantarkan untuk masuk di dalam kamar. Begitu pintu kamar dibuka, pegawai ini masuk, menyeruak bau yang lebih busuk lagi," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi, di markasnya, Jakarta, Senin (21/11).

Pegawai koperasi itu sebelumnya sudah mencium bau busuk begitu masuk rumah itu, namun bau dari kamar ini cenderung lebih busuk lagi. Begitu dia masuk kamar, Budianto mencegah pegawai koperasi itu untuk menghidupkan lampu.

"Ibu sudah tertidur, tapi jangan hidupkan lampu karena ibu saya sensitif terhadap cahaya," ujar Hengky menceritakan kembali kalimat Budianto kepada pegawai koperasi.

Pegawai koperasi lantas mencoba membangunkan si ibu di dalam kamar itu. Dia memegang si ibu di dalam kamar itu.

"Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat ini, dipegang-pegang ini agak gembur, agak curiga," kata Hengky.

Karena kamar gelap, si pegawai koperasi menghidupkan lampu flash di ponselnya. Dia menghidupkan lampu ponsel tanpa sepengetahuan Budianto.

"Pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya. Langsung dia teriak, 'Allahuakbar! Ini sudah mayat!" kata Hengky. Pegawai koperasi itu mengajak teman-temannya pergi dari lokasi.

Sebagai informasi, empat orang sekeluarga yang tewas di Kalideres itu adalah Rudiyanto Gunawan (71) yang berstatus sebagai ayah, Renny Margaretha (68) yang berstatus ibu, Dian Febbyana (42) yang berstatus anak dan adik Rudi atau Om bernama Budiyanto Gunawan (69).

(dek/dek)

Sentimen: positif (99.8%)