Sentimen
Positif (100%)
20 Nov 2022 : 23.36
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Garut

Tokoh Terkait

5 Faktor Kegagalan Kota Bandung Juara Umum Poprov Jabar 2022, Mutasi Atlet Salah Satunya

20 Nov 2022 : 23.36 Views 3

Prfmnews.id Prfmnews.id Jenis Media: Nasional

5 Faktor Kegagalan Kota Bandung Juara Umum Poprov Jabar 2022, Mutasi Atlet Salah Satunya


PRFMNEWS - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bandung mencatat, ada lima faktor yang menyebabkan Kota Bandung gagal meraih juara umum pada Pekan Olahraga Provinsi (Poprov) Jawa Barat tahun 2022 ini.

Ketua Umum KONI kota Bandung, Nuryadi menduga, dampak kebijakan KONI Jabar tentang mutasi atlet menjadi biang keladi kegagalan kota Bandung.

"SK 134 Tahun 2022 ini membahas tentang keabsahan atlet. Menurut saya SK 134 ini berbenturan bahkan menggembosi dengan dua keputusan KONI JABAR sebelumnya yaitu; (1) SK KONI JABAR No 065 tanggal 11 Nop 2020, tentang Peraturan PORPROV XIV; dan (2) SK KONI JABAR Nomor 079 tanggal 16 Februari 2021 tentang Mutasi Atlet," jelas Nuryadi saat dihubungi, Minggu 20 November 2022.

Baca Juga: Porprov XIV Jabar 2022: Target Juara Umum Meleset, Kota Bandung Finis di Urutan 3

Dia mengatakan, masyarakat sudah melihat dan mendengar penjelasan dari Ketua Umum KONI JABAR di instagramnya, tentang latar belakang terbitnya SK 134 ini. Dengan terbitnya SK ini tentu saja sangat menguntungkan daerah tertentu yang terbiasa dengan mutasi atlet.

"Tetapi SK ini juga sangat mengganggu bahkan merugikan Kota Bandung. Karena kita sudah terbiasa dengan menerapkan pola pembinaan yang sistematis, berjenjang, berkesinambungan, dan berkelanjutan," ujarnya

Dampak dari terbitnya SK 134 ini, lanjut Nuryadi, atlet kota Bandung harus berhadapan dengan atlet luar provinsi, bertanding dengan atlet profesional, dan melawan atlet yang tidak terprediksikan sebelumnya, karena muncul tiba-tiba di dalam SK tersebut.

Baca Juga: KONI Kota Bandung Dapat Hibah Bus dari Pemkot

Selain itu, dari hasil pengamatan KONI Kota Bandung, ada empat kondisi lainnya yang pada akhirnya menghentikan dominasi kota Bandung dalam pesta olahraga tingkat Provinsi.

"Pertama, pembinaan "olahraga prestasi" di Jawa Barat sudah merata. Terbukti sebaran medali emas di beberapa daerah, kalau dulu hanya bersaing di tiga besar hingga lima besar, sekarang bergeser menjadi sepuluh besar, bahkan kedua puluh daerah sudah mampu bersaing ketat. Apalagi raihan medali emas di 8 Tuan Rumah sangat meningkat signifikan dibanding dari Porprov 2018 lalu," ungkap Nuryadi.

Lalu dia melanjutkan, di beberapa cabor kemampuan bertanding lawan lebih baik, karena faktor pengalaman. Menurutnya, mereka mendominasi raihan medali emas, terutama di cabor-cabor yang baru, seperti Kurash, Sambo, Jujitsu, dan cabor lainnya.

Baca Juga: Hore! Atlet Tim Selam Kolam Garut Berhasil Sumbang Medali Emas di Gelaran Porprov Jabar XIV/2022

"Ketiga, cabor-cabor unggulan dan andalan yang seharusnya meraih medali emas justru lepas. Seperti pada cabor; terukur, permainan, penampilan, dan beladiri. Setiap hari, kurang-lebih sekitar 2 medali emas lepas dari beberapa cabor tersebut," lanjutnya.

Selanjutnya, jelas Nuryadi, ada sejumlah regulasi dari Pengurus Provinsi (Pengprov) yang berbeda-beda. Ia mengatakan, perbedaan regulasi tersebut dalihnya untuk pemerataan peluang perolehan medali. Kondisi tersebut diakui Nuryadi, cukup mengganggu raihan medali emas kota Bandung.

"Di Pengprov tertentu setiap atlet diperbolehkan mengikuti semua nomor pertandingan. Tetapi di Pengprov lainnya atlet Kota Bandung justru dibatasi hanya boleh mengikuti di satu atau dua nomor saja, dengan dalih memberi kesempatan pada atlet lainnya untuk meraih medali emas," tandasnya.

Baca Juga: Tanpa Loncat Tahun, Pemkot Bandung Janjikan Bonus Untuk Atlet Porprov Jabar XIV/2022

Meski begitu, pihaknya tetap bersyukur dan berterima kasih kepada seluruh anggota kontingen kota Bandung, dengan hasil yang diperoleh.

"Saya pribadi bangga pada atlet kita, sudah menunjukan tampil luar biasa dan maksimal. Kami punya pola dan harga diri dengan mengedapankan proses pembinaan dan latihan atlet sejak dini, berbasis pada klub," katanya

Pada cabor-cabor tertentu, lanjut Nuryadi, walaupun hanya meraih medali perak dan perunggu, tetapi para atlet yang tampil di Porprov 2022 masih memiliki usia muda dan memiliki prospek terbaik menjadi atlet nasional.

"Seperti pada cabor IMI Kota Bandung, ketiga pembalap mudanya yaitu; Alfi Husni, Chessy Meilandri , dan M Alif Adamsyah peraih perak dan perunggu, mereka dapat mewakili Indonesia pada kejuaraan di Thailand," ungkap dia.

Dari proses pembinaan, jelas Niryadi, ada 13 cabang olahraga Kota Bandung yang menjadi Juara Umum pada gelaran Porprov 2022. Ini menjadi bukti, bahwa Kota Bandung masih konsisten dalam pembinaan yang akan berkontribusi untuk Indonesia.

"Misalnya pada cabor Tae Kwon Do, Silat, Tarung Derajat, Squash, dan beberapa cabor lainnya. Bahkan ada cabor sapu bersih yang putra-putri "kawin gelar" seperti pada cabor Softball, Rugby, Polo, dan Hoki Indoor, " kata dia.

Keberhasilan ini berdampak pada dominasi di tim Nasional, seperti pada cabor Squash. Empat atlet Porprov 2022 Kota Bandung dipanggil Tim Nasional untuk mengikuti kejuaraan di Malaysia dan Singapore, yaitu SEA Cup Championship 29-7 Desember 2022 yaitu; Agung Wilant, M. Nurtastaftyan, Maudy Wafa Nadiyah, dan Raifa Putri Yattaqi.

"Sekali lagi, walaupun kami tidak Juara Umum Porprov 2022 dalam perolehan "medali emas"nya, tetapi kami bangga dengan atlet lokal hasil binaan sendiri, pokona mah; Local pride is the best," tandasnya.

Nuryadi pun meminta maaf kepada masyarakat kota Bandung atas kegagalan kontingennya menjadi Juara Umum.

"Pertama, mengucapkan terima kasih kepada kontingen Kota Bandung dan semua pihak yang telah membantu mensukseskan PORPROV XIV Tahun 2022. Terutama rasa hormat dan terimakasih kepada Pemerintah Kota Bandung yang selalu mensuport olahraga prestasi di Kota Bandung," ucapnya.

"Kedua, permohonan maaf bahwa Kota Bandung sudah tiga kali tidak menjadi Juara Umum pada PORPROV termasuk pada PORPROV XIV tahun 2022. InsyaAlloh kami berkewajiban untuk mengevaluasi kegagalan tersebut, dan kami masih menunggu laporan lebih detil dari 77 sub disiplin cabang olahraga (cabor).***

Sentimen: positif (100%)