Sentimen
Negatif (100%)
19 Nov 2022 : 15.33
Informasi Tambahan

Event: vaksinasi

Ibu-ibu Takut Anaknya Kena KIPI

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

19 Nov 2022 : 15.33
Ibu-ibu Takut Anaknya Kena KIPI

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan vaksinasi polio di beberapa wilayah termasuk Aceh, masih sangat rendah.

Hal ini terjadi karena beberapa alasan, salah satunya karena banyak orang tua yang takut anaknya terkena Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, hal ini diketahui usai pihaknya melakukan survei cepat kepada 30 rumah tangga (RT).

"Kenapa ibu-ibu rendah bawa anak untuk divaksin? Yang nomor satu takut kena KIPI. Itu (sekitar) 12 (rumah tangga) kalau tidak salah dari 30 yang menyatakan," kata Maxi dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Sabtu (19/11/2022).

Baca juga: Kemenkes: Anak Penderita Polio di Aceh Ototnya Mengecil, Bisa Jalan Meski Tertatih

Maxi menuturkan, mayoritas orang tua yang ditemui atau 25 rumah tangga dengan 30 anak menyatakan tidak pernah mengakses vaksinasi inactive polio vaccine/IPV. Pun akses untuk vaksin oral polio vaccine/OPV masih sangat rendah.

Selain masalah KIPI, masih banyak pula orang tua yang belum mengerti pentingnya vaksin polio untuk anak.

"(Ada juga karena) adat di sana, suaminya enggak mau kasih sebelum turun tanah, itunya (kakinya) belum jalan, itu enggak boleh. Kemudian yang lain lagi ada masalah keyakinan. Takut sakit, takut panas," ucapnya.

Alasan-alasan tersebut lantas membuat vaksinasi polio rendah. Di Aceh, cakupan vaksinasi polio sudah sejak 4 tahun terakhir dari 2019-2022.

Khusus OPV, terjadi kecenderungan makin banyak daerah yang menurun atau berada dalam kategori merah dari tahun ke tahun.

Baca juga: Kemenkes: Vaksin Polio di Aceh Cenderung Turun 4 Tahun Terakhir

"Itu kalau kita lihat di Aceh 4 tahun berturut-turut OPV (dosis) 1-4 kecenderungan terjadi makin banyak kabupaten/kota yang merah, apalagi untuk IPV justru memang hampir semua enggak jalan di Aceh," sebut Maxi.

"Ini 4 tahun terakhir dan kalau kita potret sejak 2013 kecenderungannya turun. Di 2022 kecenderungan mudah-mudahan mulai naik. Peran Bupati mulai ada tanda-tanda untuk naik," sambung Maxi.

Sebagai informasi, terdapat satu kasus KLB di Pidie, Aceh pada eorang anak berusia 7 tahun.

Anak tersebut terserang virus polio tipe 2 berdasar hasil sampel yang diterima Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan BKPK) dan hasil PCR.

Baca juga: Polio, Asal-usul Pemberantasannya di Indonesia

Direktur Pasca Sarjana Universitas Yarsi, Tjandra Yoga Aditama mengatakan, sebelum kasus polio di Aceh, kejadian serupa pernah terjadi di Papua, dan bahkan masuk dalam "Disease Outbreak News (DONs)" WHO pada 27 Februari 2019.

Pada saat itu ada dua kasus terinfeksi circulating vaccine-derived poliovirus type 1 (cVDPV1) di Papua yang kedua virusnya berhubungan secara genetik (genetically-linked VDPV1 viruses).

Kasus pertama anak dengan kelumpuhan jenis acute flaccid paralysis (AFP) yang bermula pada 27 November 2018, dan kasus kedua adalah anak lain yang sehat tapi kontak di masyarakat (healthy community contact) di mana pada tinjanya ternyata positif VDPV. Lokasi tinggal kasus kedua adalah di desa terpencil berjarak 3-4 km dari kasus pertama.

"Tentu sekarang harus dilakukan upaya maksimal agar kasus di Aceh tidaklah merebak luas, dan kita sudah punya pengalaman panjang untuk mengendalikan polio di Indonesia," ucap Tjandra.

-. - "-", -. -

Sentimen: negatif (100%)