Jokowi Diyakini Pilih KSAL Laksamana Yudo Margono Jadi Panglima TNI, Bukan Cuma Rotasi, Tapi Ini Alasannya

Fin.co.id Fin.co.id Jenis Media: Nasional

20 Nov 2022 : 12.36
Jokowi Diyakini Pilih KSAL Laksamana Yudo Margono Jadi Panglima TNI, Bukan Cuma Rotasi, Tapi Ini Alasannya

Reporter: Gatot Wahyu|

Editor: Gatot Wahyu|

Jumat 18-11-2022,11:25 WIB

KSAL Laksmana TNI Yudo Margono.-(ANTARA PHOTO/M Risyal Hidayat/foc./rn)-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Presiden Joko Widodo diyakini akan memilih Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa.

Diketahui Jenderal Andika Perkasa akan memasuki masa pensiun pada Desember 2022.

Selain Laksamana Yudo Margono, ada dua kandidat pengganti Jenderal TNI Andika, yaitu Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.

Pengamat Intelijen, Pertahanan, dan Keamanan Ngasiman Djoyonegoro meyakini Jokowi akan memilih Laksamana Yudo Margono sebagai Panglima TNI pengganti Jenderal Andika.

BACA JUGA:Ini Nama yang Sudah Dikantongi Jokowi untuk Calon Pengganti Panglima TNI Andika Perkasa

Dia beralasan, Jokowi akan melanjutkan tradisi rotasi lintas matra pada pergantian Panglima TNI tahun ini.

Terlebih, pengangkatan Panglima TNI merupakan hak prerogratif presiden dan tak boleh ada yang mengintervensi.

“Pengangkatan Panglima TNI merupakan hak prerogatif Presiden. Seharusnya tidak ada intervensi dari pihak mana pun,” ujarnya dikutip, Jumat, 18 November 2022.

Selain melanjutkan tradisi rotasi lintas matra, ada alasan lain memilih Laksamana Yudo Margono.

BACA JUGA:Panglima TNI Bakal Sanksi Prajurit Diduga Terlibat Kekerasan di Kanjuruhan, Suryo Prabowo: Jangan Kasih Kendor

Dia menyebut terdapat sejumlah agenda strategis pertahanan negara ke depan. 

Pertama, pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain.

“Potensi eskalasi konflik lintas di kawasan laut Indo-Pasifik cukup tinggi. Ada potensi militerisasi di kawasan tersebut yang disebabkan oleh persaingan antara dua negara Amerika Serikat dan China,” ungkapnya.

Karenanya, dukungan penjagaan laut merupakan garda terdepan dalam menjaga kedaulatan. Meski demikian upaya diplomasi tetap harus dijalankan.

Sumber:

Sentimen: negatif (76.2%)