Temuan Kasus Polio di Aceh, IDI Minta Pemerintah Lakukan Skrining
Rmol.id Jenis Media: Nasional
Hal tersebut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Aceh, Safrizal Rahman menyusul temuan kasus polio pada anak.
"Yang paling pasti adalah bahwa ketika kita mendapatkan suatu kasus maka di daerah tersebut harus dilakukan skrining. Dilihat semua apakah ada kasus lain," kata Safrizal, kepada Kantor Berita RMOLAceh, Sabtu (19/11).
Skrining ini dilakukan di daerah-daerah atau pemukiman penduduk yang memiliki sumber air yang sama. Sebab kumannya itu akan bisa berkembang melalui air sehingga dibutuhkan pencarian kasus-kasus lain.
"Artinya di skrining anak-anak di sekitar situ apakah ada mengalami kasus yang sama begitu," kata dia.
Safrizal menjelaskan, penemuan kasus polio di Aceh sangat memprihatinkan karena seharusnya Aceh sudah bebas dari polio dan ini menjadi kasus yang luar biasa. Sehingga, dampaknya Aceh harus melakukan kembali program imunisasi masif khusus polio.
"Jadi ini menjadi perhatian penting bahwa kita masih tertinggal sebagai dampak rendahnya cakupan imunisasi dasar," terangnya.
Menurut Safrizal, satu kasus polio ini bukan hanya menjadi perhatian di Indonesia tapi akan menjadi perhatian dunia. Penyakit yang menginfeksi saluran saraf ini sangat berbahaya jika tidak dilakukan penanganan serius.
"Polio sifatnya progresif, artinya dia tidak sangat cepat. Tapi dia akan terus bergerak dengan berjalannya waktu," tuturnya.
Dia juga menyarankan masyarakat untuk sadar terhadap perilaku hidup bersih dan membawa anak-anaknya untuk melakukan imunisasi dasar. Kasus polio, kata dia, merupakan dampak dari ketidakmauan untuk dilakukan imunisasi.
"Sekarang kita bergeraklah semua seluruh lapisan masyarakat untuk menggiatkan kembali imunisasi dasar," pungkasnya.
Sentimen: positif (66.5%)