Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Kasus: covid-19, korupsi
Tokoh Terkait
Muhyiddin Yassin
Malaysia Gelar Pemilu 19 November, Ini Profil 4 Calon Perdana Menteri
Bisnis.com Jenis Media: Nasional
Bisnis.com, JAKARTA – Malaysia akan mengadakan pemilihan umum (pemilu) parlemen pada Sabtu(19/11/2022), yang sekaligus penentu perdana menteri (PM) yang baru. Ada empat calon PM yang bertarung pada pemilu ke-15 ini.
Koalisi yang mendapatkan kursi terbanyak di parlemen akan menjadikan pemimpinnya sebagai PM terpilih.
Pemilu 2022 digelar dengan koalisi yang sengit yaitu kandidat petahana Ismail Sabri Yaakob, pemimpin oposisi lama Anwar Ibrahim, dan mantan pemimpin Muhyiddin Yassin.
Saat ini, tak ada satupun koalisi yang dapat diprediksi menang di parlemen, karena suara pemilih akan terbagi lebih banyak dari sebelumnya, sebab pemilu kali ini dipenuhi dengan partai kecil.
Berikut adalah kandidat yang bersaing untuk menjadi PM Malaysia, seperti dilansir dari CNA, antara lain:
Ismail Sabri Yaakob (62)Petahana Ismail adalah kandidat PM untuk koalisi Barisan Nasional (BN), yang telah memenangkan banyak suara dalam sejarah Malaysia.
Ismail hanya menjabat sebagai PM selama 14 bulan, sebelum perebutan kekuasaan yang memaksanya untuk mengadakan pemungutan suara lebih awal.
Dia menghadapi tantangan yang cukup sulit, yaitu meyakinkan warga Malaysia untuk memilih BN, meski ada tuduhan korupsi terhadap beberapa beberapa orang di koalisi tersebut.
Ismail adalah bagian dari partai politik United Malays National Organization (UMNO), yang memimpin BN dan mengutamakan kepentingan komunitas etnis Melayu yang dominan di Malaysia yang multietnis dan mayoritas Muslim.
Pada bulan lalu, survei dari lembaga survei independen Merdeka Center memperlihatkan, bahwa BN tertinggal dari koalisi Anwar dalam hal suara pemilih, meskipun Ismail lebih populer daripada Anwar.
Anwar Ibrahim (75)Anwar Ibrahim memimpin aliansi Pakatan Harapan, koalisi multietnis yang menggulingkan BN dari kekuasaan pada tahun 2018.
Jajak pendapat Merdeka Center mengungkap bahwa koalisi Anwar adalah yang paling disukai oleh pemilih dengan 26 persen, meskipun hampir 31 persen belum memutuskan siapa yang akan dipilih.
Anwar mengincar posisi perdana menteri selama lebih dari dua dekade, sejak dirinya bertugas di pemerintahan era Mahathir Mohamad pada 1990-an sebagai wakil perdana menteri dan menteri keuangan.
Akan tetapi keduanya berselisih, Anwar memimpin protes besar-besaran terhadap Mahathir dan menyerukan reformasi.
Meski begitu, perseteruan itu berakhir pada 2018 dan mereka bersatu untuk mengalahkan BN. Namun, aliansi mereka runtuh kurang dari dua tahun karena pertikaian atas janji Mahathir untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar. Saat itu BN kembali berkuasa dari koalisi lain.
Diketahui, bahwa Anwar telah menghabiskan sekitar satu dekade di penjara atas tuduhan sodomi dan korupsi bermotivasi politik.
Muhyiddin Yassin (75)Mantan PM Muhyiddin memimpin Perikatan Nasional. Para analis mengungkap, bahwa dia memenangkan dukungan penting dari mayoritas Melayu, dan mengambil beberapa pemilih dari BN.
Koalisinya mengutamakan kepentingan Melayu dan termasuk partai Islam PAS yang disebut-sebut menggulirkan syariah atau hukum Islam.
Dia adalah sosok penting dalam runtuhnya pemerintahan Pakatan pada tahun 2020, memimpin untuk membentuk pemerintahan lain pada awal pandemi Covid-19. Muhyiddin juga pernah menjabat sebagai wakil perdana menteri sebelumnya.
Ahmad Zahid Hamidi (69)Zahid yang merupakan mantan wakil perdana menteri. Dia diterpa isu akan menduduki posisi Ismail sebagai pemimpin BN, jika koalisinya menang, tetapi dia membantahnya.
Zahid lebih senior dari Ismail dalam koalisi, dan keduanya dilanda pertikaian.
Pada awal bulan ini, Zahid memberhentikan beberapa anggota lama dalam koalisi yang bersekutu dengan Ismail dan mencoret mereka sebagai kandidat dalam pemilu.
Zahid juga pernah diadili karena korupsi, dan mengaku tidak bersalah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak Video Pilihan di Bawah Ini :
Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam Masuk / Daftar
Sentimen: negatif (100%)