Sentimen
Negatif (100%)
19 Nov 2022 : 23.37
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Chongqing

Kasus: mayat, covid-19

Pilu! Akibat Kebijakan Nol Covid China, Bayi 4 Bulan Wafat usai Telat Dirawat Medis

20 Nov 2022 : 06.37 Views 2

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

Pilu! Akibat Kebijakan Nol Covid China, Bayi 4 Bulan Wafat usai Telat Dirawat Medis

AKURAT.CO Seorang bayi dilaporkan meninggal di China karena perawatan medisnya tertunda oleh pembatasan Covid-19. Kejadian ini sontak memicu protes besar di dunia maya.

Dilansir dari BBC, kemarahan meletus setelah seorang ayah di Zhengzhou mengaku ditolak paramedis yang dimintanya untuk memeriksa putrinya. Bayi 4 bulan tersebut muntah-muntah dan diare. Sang bayi kemudian meninggal di hari yang sama. Investigasi pun tengah berlangsung.

Berita ini menambah panjang daftar laporan tentang orang-orang yang kesulitan mengakses layanan kesehatan di bawah kebijakan ketat nol Covid China.

baca juga:

Dengan lebih dari 20 ribu kasus per hari, China dilanda gelombang besar virus untuk pertama kalinya dalam 6 bulan. Zhengzhou di Provinsi Henan tengah jadi titik panas saat ini.

Menurut laporan sejumlah kantor berita China, Li Baoliang dan putrinya yang berusia 4 bulan diisolasi di sebuah hotel karantina di kota tersebut pada 12 November usai istri Li dinyatakan positif. Dua hari kemudian, putrinya jatuh sakit dan susah makan.

Ia lantas memanggil ambulans, tetapi paramedis mewajibkan hotel melakukan tes antigen sebelum setuju untuk menemui mereka. Ketika putrinya dites negatif, nakes langsung menolak memeriksa anak itu dengan alasan ia tak sakit parah.

Saat gejalanya memburuk, ia kembali memanggil ambulans malamnya. Namun, alih-alih membawa ke rumah sakit di dekat hotel, mereka dibawa ke Kota Dengfeng, hampir 100 km dari Zhengzhou.

Sesampainya di sana, Li mengatakan suhu putrinya turun drastis dan ia meninggal.

"Berita ini seperti sambaran petir dan saya tak sanggup mengatasinya," tulis Li di jejaring sosial China, Sina Weibo.

Ia dan istrinya saat ini sedang diisolasi di rumah sakit Dengfeng. Jasad putri mereka pun masih berada di kamar mayat. Komisi Kesehatan Kota Zhengzhou mengaku sedang menyelidikinya.

Membaca laporan asli oleh China News Weekly, sebagian warganet China mengkritik strategi untuk memerangi virus.

"Saya tak menentang pencegahan epidemi, tetapi kita harus menjaga kelompok-kelompok kunci," komentar seorang warganet.

"Berapa banyak kematian yang terjadi karena perawatan kesehatan yang tertunda? Apakah kelompok rentan terlindungi?" protes warganet lainnya.

"Saya patah hati dan marah. Tapi ada begitu banyak cerita seperti ini," kecam warganet lainnya.

"Bukan virus yang membunuh manusia, tetapi tindakan pencegahan epidemi yang berlebihan," tambah lainnya.

Jumlah kematian resmi China akibat Covid-19 mencapai 5.226 jiwa. Angka ini tak berubah sejak Mei. Namun, ada cerita berulang tentang perawatan darurat yang tertunda bagi orang yang sakit parah di area yang dikunci atau fasilitas karantina.

Awal bulan ini, seorang ayah di Kota Lanzhou mengeluh keterlambatannya membawa putranya yang masih balita ke rumah sakit menyebabkan nyawanya tak tertolong akibat keracunan karbon monoksida.

Pada bulan Oktober, seorang gadis 14 tahun dilaporkan meninggal di Provinsi Henan setelah jatuh sakit di pusat karantina Covid.

Pekan lalu, otoritas Xinjiang mulai menyelidiki apakah seorang pria meninggal karena diabaikan di fasilitas karantina. Ia telah memanggil ambulans, tetapi tak ada yang datang, menurut laporan South China Morning Post.

Awal pekan ini, dilaporkan seorang wanita mengalami keguguran di Kota Chongqing setelah pembatasan virus corona mengakibatkan penundaan pengobatan.

Sejak awal pandemi, China telah menekankan pentingnya mempertahankan 'strategi dinamis' nol Covid, yang pada dasarnya mengisolasi orang, begitu mereka dites positif terkena virus, meski mereka tak menunjukkan gejala.[]

Sentimen: negatif (100%)