Sentimen
Positif (100%)
19 Nov 2022 : 19.40
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Pasar Minggu

Usai 11 Tahun Absen, Teater 'Surat-Surat Karna' Kembali Pentas 20 November Mendatang

19 Nov 2022 : 19.40 Views 2

Indozone.id Indozone.id Jenis Media: News

Usai 11 Tahun Absen, Teater 'Surat-Surat Karna' Kembali Pentas 20 November Mendatang

INDOZONE.ID - Komunitas Salihara kembali merilis pentas ciamik dramatic reading berjudul Surat-Surat Karna yang akan digelar pada Minggu, 20 November 2022 mendatang. Pertunjukan ini merupakan garapan Goenawan Mohamad, selaku Penulis Lakon dan Sutradara.

Sebagai tokoh pewayangan, tokoh Karna diceritakan berbeda dengan tokoh-tokoh lainnya seperti para Kurawa maupun Pandawa. Ia bertempur di pihak Kurawa meski bukan seorang Kurawa; ia merupakan anak Kunthi meskipun bukan bagian dari Pandawa. 

Menurut Goenawan Mohamad, tokoh Karna bukanlah siapa-siapa, bukan dari kalangan bangsawan dan juga tidak perkasa.

Sisi minoritas dalam diri Karna inilah yang diharapkan dapat memantik empati bagi siapa pun yang mendengar kisahnya. Seorang kesatria dari golongan minoritas yang mendambakan status bangsawan.

“Ini (Surat-Surat Karna) adalah pentas yang bagus dan sudah 11 tahun lamanya tidak dipentaskan. Karna ini kan manusia yang tidak perkasa, tidak dalam golongan manapun. Dia minoritas dalam minoritas. Sehingga kita harus punya empati. Dia anak rakyat yang ingin menjadi bangsawan,” ujar Goenawan dilansir Indozone dari keterangan resminya.

Gladi resik pentas theater Surat-Surat Karna karya Goenawan Mohamad di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022). (Arvi/Indozone)

Tak hanya itu, Goenawan menafsirkan kisah Karna dengan memanfaatkan naskah Jawa Kuno, cerita tentang nasib tragis anak "rahasia" Kunthi; ibu dari para Pandawa-Arjuna, Bima, dan Yudhistira-tersebut.

Dalam Perang Bharatayudha, Karna berada di pihak Kurawa yang akan bertempur melawan Arjuna. Sosoknya begitu misterius, asal usulnya tidak jelas.

Baca juga: Pameran Interaktif 'Age of Consent,' Manfaatkan Ruang Digital untuk Gelar Pameran Seni

la lahir sebelum kelima Pandawa dan hidup jauh dari sorotan keluarga kesatria, ia diasuh oleh keluarga dari kasta Sudra yang merupakan seorang kusir kereta para bangsawan.

ladi resik pentas theater Surat-Surat Karna karya Goenawan Mohamad di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022). (Arvi/Indozone)

Karna tidak tahu bahwa dia adalah seorang anak bangsawan karena ia dibuang setelah ia dilahirkan, ia dipisahkan secara paksa tanpa sepengetahuan Kunthi, ibunya.

Cerita ini dikemas dengan menggunakan sudut pandang empat tokoh yakni Karna, Radha; ibu yang mengasuh Karna, Kunthi; ibu yang melahirkan, dan Parashurama; guru yang melatih dan memberikan pengetahuan menceritakan kisah sang kesatria misterius tersebut.

Sebelas tahun lalu, pada 2011 Surat-Surat Karna pernah dipentaskan di Teater Salihara pada 17-20 November dan diproduksi dalam bentuk drama audio pada 2021.

Dipentaskan ala Teater BrechtGladi resik pentas theater Surat-Surat Karna karya Goenawan Mohamad di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022). (Arvi/Indozone)

Berbeda dengan pementasan di 2011, pada pertunjukan kali ini produksi Surat-Surat Karna akan dipentaskan ala teater Brecht yakni menggunakan metode dramaturgi berdasarkan pada ide Bertold Brecht, seorang tokoh teater Marxis terkemuka di tahun 1930-an.

Hendromasto Prasetyo, Kurator Teater Komunitas Salihara mengatakan bahwa metode Brechtian yang digunakan dalam pertunjukan ini mengusung gaya pemanggungan di mana secara sengaja memperlihatkan kepada penonton bahwa apa yang dipresentasikan di atas panggung adalah peristiwa yang kontras dan berjarak dengan realitas keseharian. 

Gladi resik pentas theater Surat-Surat Karna karya Goenawan Mohamad di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022). (Arvi/Indozone)

Metode ini sangat berbeda dengan ala realisme Stanislavski yang mengejar kewajaran demi menyakinkan penonton lewat pendekatan sehari-hari.

“Tidak seperti realisme ala Stanislavski yang mengejar kewajaran demi menyakinkan penonton hingga memerlukan kedekatan dengan kenyataan sehari-hari, Brechtian justru secara sengaja menuntun audiens agar sadar bahwa presentasi di atas pentas adalah peristiwa panggung yang berjarak lagi kontras dengan realitas keseharian. Dari sana, pertunjukan di jalan Brechtian diharapkan mampu mengetuk kesadaran penonton dan mengubah kenyataan,” ujar Hendromasto.

Surat-Surat Karna akan dimainkan oleh sejumlah tokoh seperti Landung Simatupang sebagaiParashurama, Ruth Marini sebagai Kunthi, Syam Ancoe Amar sebagai Karna, dan Rebecca Keziasebagai Radha. Dipentaskan di Teater Salihara, 20 November 2022 pukul 16:00 WIB dan 20:00 WIB.

Baca juga: Tradisi Gegeni, Pentas Seni Tahunan Pemersatu Warga Tengger yang Selalu Dinanti-nanti

Pementasan ini akan dimainkan dalam durasi 90 menit menyajikan sudut pandang baru terhadap tokoh Karna yang jarang disorot dalam kisah-kisah pewayangan pada umumnya.


 

  Artikel Menarik Lainnya: 

Sentimen: positif (100%)