Sentimen
19 Nov 2022 : 14.45
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Batang
Waduh! 45 Ton Ikan di Danau Maninjau Mati Akibat Angin Kencang
19 Nov 2022 : 21.45
Views 3
Medcom.id Jenis Media: News
Sumbar: Sekitar 45 ton ikan di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Sumbar), mati akibat angin kencang dan curah hujan tinggi yang melanda daerah itu semenjak beberapa hari lalu.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira, mengatakan 45 ton ikan mati itu milik nelayan di Tapian Tampuniak Jorong Tanjung Sani Nagari, Sungai Batang. Ikan mati semenjak Kamis, 17 November 2022.
"45 ton ikan itu tersebar di 124 keramba jaring apung milik 27 nelayan dan ini berdasarkan pendataan yang kami lakukan," kata Rosva, Jumat, 18 November 2022.
Ia mengatakan dengan kematian ikan itu maka nelayan mengalami kerugian sekitar Rp945 juta, karena harga ikan Rp21.000 per kilogram. Evakuasi bangkai ikan tidak dapat dilakukan mengingat masih ada ikan di keramba jaring apung dalam kondisi kekurangan oksigen.
Bila evakuasi dilakukan, akan memicu kondisi ikan yang kekurangan oksigen semakin stres dan menjadi mati.
"Kita sudah menyarankan Jorong Tanjung Sani dan beberapa masyarakat yang dijumpai untuk tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau," kata Rosva.
Ia mengatakan kematian ikan itu akibat perubahan cuaca dan angin kencang beberapa hari ini mengakibatkan terjadi pembalikan masa air. Dengan kondisi itu, lapisan bawah yang minim oksigen terangkat ke permukaan, sehingga ikan kekurangan oksigen.
Rosva mengakui data kematian ikan itu masih di satu nagari atau desa adat. Untuk lokasi lainnya, kata dia, penyuluh pertanian lapangan masih melakukan pendataan ke nagari lain. Namun, nelayan disarankan mengevakuasi ikan yang masih hidup (sehat) ke kolam penampungan sementara di darat.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira, mengatakan 45 ton ikan mati itu milik nelayan di Tapian Tampuniak Jorong Tanjung Sani Nagari, Sungai Batang. Ikan mati semenjak Kamis, 17 November 2022.
"45 ton ikan itu tersebar di 124 keramba jaring apung milik 27 nelayan dan ini berdasarkan pendataan yang kami lakukan," kata Rosva, Jumat, 18 November 2022.
Ia mengatakan dengan kematian ikan itu maka nelayan mengalami kerugian sekitar Rp945 juta, karena harga ikan Rp21.000 per kilogram. Evakuasi bangkai ikan tidak dapat dilakukan mengingat masih ada ikan di keramba jaring apung dalam kondisi kekurangan oksigen.
Bila evakuasi dilakukan, akan memicu kondisi ikan yang kekurangan oksigen semakin stres dan menjadi mati.
"Kita sudah menyarankan Jorong Tanjung Sani dan beberapa masyarakat yang dijumpai untuk tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau," kata Rosva.
Ia mengatakan kematian ikan itu akibat perubahan cuaca dan angin kencang beberapa hari ini mengakibatkan terjadi pembalikan masa air. Dengan kondisi itu, lapisan bawah yang minim oksigen terangkat ke permukaan, sehingga ikan kekurangan oksigen.
Rosva mengakui data kematian ikan itu masih di satu nagari atau desa adat. Untuk lokasi lainnya, kata dia, penyuluh pertanian lapangan masih melakukan pendataan ke nagari lain. Namun, nelayan disarankan mengevakuasi ikan yang masih hidup (sehat) ke kolam penampungan sementara di darat.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
(NUR)
Sentimen: negatif (99.7%)