Bertanding di Jaber Al-Ahmad International Stadium, Kuwait City, Mesir memang tak tampak inferior menghadapi Belgia yang diperkuat pemain-pemain nomor wahid Eropa. Sejak menit awal, The Pharaohs mampu meladeni permainan The Red Devils, julukan Belgia.

Di sisi lain, permainan Belgia yang dikomandoi Kevin de Bruyne pun tak menunjukkan kapabilitas mereka sebagai kumpulan pemain bintang. Gol pertama yang dicetak Mostafa Mohamed pada menit 44 menjadi bukti belum panasnya mesin tempur Belgia.

Berawal dari kontrol bola yang buruk dari De Bruyne di depan kotak penalti Belgia, bola pun bisa dicuri oleh Mohamed. Pemain bernomor punggung 11 ini segera melakukan tendangan kaki kanan yang tak mampu dijangkau Thibaut Courtois.

Bahkan Mesir mampu menggandakan keunggulan mereka hanya beberapa detik saat babak kedua baru dimulai. Sebuah umpan matang yang dilepaskan Mo Salah berhasil dikuasai dengan baik oleh Mahmoud Hassan.

Meski berada dalam pengawalan ketat pemain belakang Belgia, Hassan masih bisa melakukan tendangan keras mendatar yang kembali tak bisa dihalau Courtois.

Situasi ini kontan membuat Belgia meningkatkan gedoran ke pertahanan Mesir. Namun, solidnya pertahanan salah satu wakil Afrika itu membuat Belgia sulit menciptakan peluang.

Baru pada menit 75, Belgia mendapat peluang apik melalui sisi kanan pertahanan Mesir. Umpan silang Carrasco diselesaikan dengan baik melalui sentuhan first time Lois Openda.

Sayang, Belgia tak mampu memanfaatkan sisa waktu untuk menyamakan kedudukan.

Justru Mesir yang nyaris memperbesar keunggulan saat waktu menyisakan sekitar 4 menit. Andai sepakan kaki kiri Mo Salah tidak terlalu melebar dari gawang.

Hasl ini jelas bisa berdampak kurang baik terhadap mental pasukan The Red Devils. Apalagi, di Grup akan menghadapi Maroko sebagai salah satu wakil Afrika di Qatar 2022.

Belgia mutlak lakukan pembenahan agar Generasi Emas mereka tak lagi hanya sekadar nama besar tanpa prestasi.