Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Muktamar Muhammadiyah ke-48
Institusi: Australian National University
Kab/Kota: Yogyakarta, Solo, Vatican
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Muhammadiyah Serukan Pesan Perdamaian Dunia
Jawapos.com Jenis Media: Nasional
Panitia Kerahkan 10 Ribu Relawan dan 3.700 Petugas Keamanan
JawaPos.com – Perdamaian dunia menjadi pesan yang diserukan Muhammadiyah menjelang muktamar ke-8 di Solo pada 18–20 November mendatang. Ormas Islam modern itu menawarkan wasathiyah Islam atau Islam tengahan sebagai solusi mewujudkan perdamaian global.
Pesan perdamaian dunia itu disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam acara World Peace Forum (WPF) ke-8 yang digelar di Hotel Sunan Surakarta kemarin (17/11). Haedar hadir secara daring karena masih ada kegiatan yang bersamaan di Jogjakarta.
Event internasional itu dibuka secara resmi oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo bersama Ketua WPF dan Center for Dialogue and Cooperation Among Civilizations M. Din Syamsuddin. Hadir delegasi dari berbagai agama dan negara. Di antaranya, Penasihat Dewan Fatwa Al-Azhar Mesir Syaikh Abbas Suman dan Dicastery for Interreligious Dialogue Vatican Rev. Laurent Basanese SJ.
Ada pula Emeritus Professor of Indonesian Politics at The Australian National University Greg Fealy, President-Moderator of Asian Conference of Religions for Peace Desmond Cahill, Former Grand Mufti of Bosnia and Herzegovina Mustafa Ceric, serta Dean of Faculty of Islamic Sciences of Al-Azhar University Egypt Nahla Shabri Shu’aidi. Sebanyak 70 peserta lintas agama dari 20 negara ikut berdiskusi dan mencari solusi dalam acara yang mengangkat tema Human Fraternity and the Middle Path for Peaceful, Just and Prosperous World itu.
Haedar Nashir menyampaikan, WPF adalah forum penting untuk meluaskan gaung pesan-pesan Islam di level global yang diharapkan membawa pada jalan Islam tengahan atau wasatiyat al-Islam. ’’Kami berkomitmen agar pesan wasathiyah Islam tidak hanya berhenti pada deklarasi, tapi bisa direalisasikan dalam hidup sebenarnya penduduk muslim dan warga dunia,’’ terangnya kemarin.
Apalagi, lanjut dia, tantangan dunia hari ini begitu kompleks. Saling curiga tumbuh subur seiring dengan maraknya ujaran kebencian, konflik dan perang, kekerasan pada anak dan perempuan, ekstremisme, kemiskinan, hingga diskriminasi dalam lingkup domestik, regional, dan global.
Guru besar Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu berharap WPF dapat melahirkan rekomendasi bagi dunia yang damai, adil, dan makmur, disertai persaudaraan laki-laki dan perempuan dengan penuh penghargaan.
Haedar mengatakan, WPF tersinkronisasi dengan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah. Sebab, tema yang diangkat senada dengan tema muktamar, yaitu Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta. Dia pun mengundang para tokoh dan peserta WPF untuk hadir dalam pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah pada 19 November.
Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan, di tengah berbagai persoalan global, WPF menawarkan gagasan menarik untuk menjadikan persaudaraan insani dan jalan tengah sebagai fondasi dan titik tumpu. Tema itu sejalan dengan dokumen Human Fraternity for World Peace and Living Together yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Ahmed el-Tayeb pada 4 Februari 2019.
Menurut dia, dokumen itu mengedepankan pendekatan transendental untuk membangun semangat persahabatan dan persaudaraan umat manusia. ’’Dokumen tersebut juga dapat dimaknai sebagai kritik atas realitas global yang belum sepenuhnya sepadan dengan besarnya upaya mewujudkan kehidupan dunia yang damai, adil, dan sejahtera,’’ tutur Bamsoet, sapaannya.
WPF ke-8 akan melahirkan Surakarta message. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, Surakarta message bisa dimaknai sebagai pesan bersama tentang persaudaraan dan perdamaian yang dibuat tokoh lintas agama dari negara-negara di dunia. Human fraternity atau persaudaraan manusia merupakan tema besar tingkat global yang digerakkan banyak masyarakat dunia. ’’Kami akan berusaha melanjutkan upaya-upaya yang telah menjadi perhatian besar dunia ini,’’ kata Abdul Mu’ti yang juga hadir dalam forum tersebut.
Sementara itu, para peserta muktamar mulai berdatangan kemarin. Ketua Panitia Penyambutan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah Sofyan Anif mengatakan, para peserta muktamar sudah mulai masuk Solo. ’’Ada ratusan bus yang datang. Mereka menyebar di beberapa lokasi,’’ jelasnya saat ditemui di sela-sela acara WPF kemarin.
Banyak tempat yang disiapkan bagi mereka. Di antaranya, Stadion Manahan, kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), gedung sekolah Muhammadiyah, dan fasilitas amal usaha lainnya. Beberapa yayasan pendidikan non-Islam juga menyiapkan tempat penginapan bagi muktamirin.
Sofyan yang juga menjabat rektor UMS mengatakan, sekitar 3 juta orang akan hadir dalam muktamar yang sempat tertunda dua tahun karena pandemi Covid-19 itu. Dia menegaskan, persiapan muktamar sudah 100 persen. ’’Kami siap menyambut muktamirin,’’ ungkapnya.
Sebanyak 10 ribu relawan juga dikerahkan untuk menyukseskan muktamar. Mereka akan membantu melayani para peserta yang datang. Selain itu, panitia menerjunkan 1.200 petugas keamanan. Dari kepolisian, ada 2.500 petugas yang dilibatkan.
Masyarakat Boleh Sumbang Sarapan
Selain dari dapur umum Muhammadiyah, masyarakat Solo dapat ikut berkontribusi menyumbangkan makanan bagi muktamirin. Koordinator dapur umum Muhammadiyah Mursito mengatakan, pihaknya membuka sistem sego pethuk bagi masyarakat yang ingin berbagi. ”Jadi, nanti masyarakat yang mau menyumbang makanan bisa diberikan melalui ranting-cabang Muhammadiyah di setiap kawasan. Sumbangan tersebut juga sebagai bukti syiar agama untuk saling membantu dan bersedekah,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Solo kemarin (17/11).
Meskipun berasal dari sumbangan masyarakat, Mursito menjelaskan bahwa makanan tersebut akan tetap melalui uji kelayakan dan kesehatan oleh tim medis. Labeling tetap dilakukan untuk memudahkan pelacakan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : lum/mg16/mg19/ian/adi/c18/c19/oni
Sentimen: positif (100%)