Sentimen
Netral (64%)
18 Nov 2022 : 13.55
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Yogyakarta, Sleman

Kena Jazz-e Tetep Bening Banyune

18 Nov 2022 : 20.55 Views 2

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

Kena Jazz-e Tetep Bening Banyune

AKURAT.CO, Festival musik jazz tahunan Ngayogjazz akhirnya kembali menghibur secara langsung usai dua gelaran sebelumnya terselenggara dengan konsep daring. 

Ngayogjazz 2022 hadir di Padukuhan Cibuk Kidul, Margoluwih, Seyegan, Sabtu (19/11/2022) sebagai sebuah konser musik dan peristiwa budaya penuh nilai.

Sederet penampil akan meramaikan gelaran tahun ini. Antara lain, Barry Likumahuwa Jazz Connection, NonaRia x Dua Empat, Monita Tahalea, Irsa Destiwi Quintet, Kua Etnika ft. Bonita, San Drums x Sri Hanuraga ft. Rodrigo Parejo (Spanyol), NJJO & Maarten Hogenhuis (Belanda), Gaga Gundul (Peemaï & Gayam 16), MLD JAZZPROJECT, dan Sax Party, 

baca juga:

Kemudian ISI Yogyakarta Big Band, Yohanes Gondo Trio, Huaton Dixie, Acapella Mataraman, Taksu dan masih banyak lagi.

"Sekarang makin banyak komunitas yang hadir, kemudian makin banyak musisi yang berkolaborasi. Kemudian makin banyak komunitas musik juga dari luar kota yang kemudian datang. Dari luar negeri juga ada," kata Board Ngayogjazz, Aji Wartono di Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center, Kamis (17/11/2022).

Aji menjelaskan, Ngayogjazz adalah ruang ekspresi bagi komunitas dan musisi muda pula. Adalah Reriungan, workshop yang selalu hadir sebagai wadah bertukar ilmu dan pengalaman demi menyemai bibit musik jazz.

Adapun tagline gelaran tahun ini adalah ‘Kena Jazz-e Tetep Bening Banyune’ yang sebenarnya terinspirasi dari sebuah falsafah Jawa berunyi 'kena iwak-e tetep bening banyune’.

Falsafah itu mengandung arti menangkap ikannya namun jangan sampai membuat airnya keruh. Atau dapat diartikan mementingkan diri sendiri, tapi merugikan orang lain dan lingkungan.

Tagline tahun ini menjadi pengingat bagi penyelenggara Ngayogjazz sendiri agar festival tetap mampu menjaga warisan budaya dan tradisi.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata dan Ekonomi Kreatif Dinpar Sleman, Wasita mengatakan, Desa Cibuk Kidul memiliki sumber air melimpah yang dimanfaatkan warganya untuk pertanian, kolam perikanan, dan juga program wisata. 

Di sana nantinya pengunjung bersama warga akan belajar ngejazz a la Ngayogjazz. Harapannya, sinergi antara jazz dan kearifan lokal menciptakan sebuah keharmonisan, kehidupan selaras antara manusia, budaya, dan alam bagaikan sebuah sesi ngejam.

"Desa wisata rintisan. Nama panggung juga mengambil dari nama ikan semua yang merupakan potensi desa ini," kata Wasita.

Ngayogjazz memang bukan sekadar konser musik. Kesenian tradisional dan Pasar Jazz adalah bentuk keterlibatan dan partisipasi warga masyarakat setempat sebagai tuan rumah penyelenggaraan acara. 

Pasar jazz adalah salah satu bentuk dukungan dalam turut memajukan UMKM desa, di mana akan ada banyak stan produk kerajinan hingga kuliner potensi Desa Cibuk Kidul. 

Kemudian berbagai komunitas seni, fotografi, otomotif edukasi sampau perupa pun memiliki ruangnya sendiri untuk memeriahkan perhelatan tahunan ini. 

"Ngayogjazz ini bisa menjadi milik semua, dan memberi multiplier effect,” ucap Sekretaris Dinas Pariwisata DIY, Anita Verawati. []

Sentimen: netral (64%)