Sentimen
Positif (94%)
16 Nov 2022 : 18.11
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Tegal

Harus Jadi, Tidak Boleh Mundur

17 Nov 2022 : 01.11 Views 2

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Harus Jadi, Tidak Boleh Mundur

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) harus rampung dan dapat diresmikan pada pertengahan 2023 tahun depan.

Luhut menegaskan, ia akan berkoordinasi dengan National Development and Reform Commission (NDRC) China untuk memastikan proyek ini selesai tepat waktu.

"Saya dan Bapak Hi Li Fan dari NRDC terus berkoordinasi dengan baik untuk memastikan penyelesaian proyek ini pada pertengahan tahun depan. Ini harus jadi dan tidak boleh mundur, itu adalah tekad saya pribadi untuk menyelesaikan ini," kata Luhut dalam acara uji coba kereta cepat secara virtual di Bali, Rabu (16/11/2022).

Baca juga: Sederet Fakta Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang Akan Disaksikan Jokowi dan Xi Jinping

Dalam acara ini, Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping turut menyaksikan uji coba kereta cepat yang disiarkan dari Stasiun Tegal Luar, Bandung.

Luhut berharap, Xi Jinping dapat menghadiri peresmian KCJB bersama Jokowi yang ditargetkan berlangsung pada tahun depan.

Ia pun menyampaikan, sejauh ini progres pembangunan proyek KCJB telah mencapai 80,40 persen.

"Pemerintah indonesia berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh terhdap penyelesaian proyek ini, baik dalam bentuk proyek kebijaksanaan dan finansial sesuai ketentuan peraturan di Indonesia," ujar Luhut.

Baca juga: Diuji Coba, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dijalankan Keluar Stasiun Tegalluar

Awalnya, proyek kerja sama antara pemerintah Indonesia dan China yang digadang-gadang menjadi kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini ditargetkan rampung pada 2018 dan beroperasi pada 2018.

Namun, nyatanya, hingga akhir 2022, progres pembangunannya baru mencapai 80,40 persen sebagaimana disampaikan Luhut.

Selain molor, proyek ini juga disorot karena biayanya yang membengkak dari perhitungan awal sebesar Rp 86,5 triliun menjadi Rp 114,24 triliun.

-. - "-", -. -

Sentimen: positif (94.1%)