JawaPos.com – Adanya ancaman perubahan iklim dapat membuat penduduk dunia mengalami krisis pangan. Jutaan orang terancam kelaparan karena pemanasan global yang mempersulit pasokan bahan makanan. Meski sudah resmi ditutup hari ini, Rabu (16/11), KTT G20 menjadi momen penting untuk menindaklanjuti isu krisis pangan dan perubahan iklim.

Atlantic Council Global Food Security Forum mendorong isu kerawanan pangan di KTT G20. Presiden Joko Widodo, pemangku kebijakan, sektor privat, media, akademisi, dan pemimpin masyarakat sipil bertemu untuk membuka jalan bagi pemimpin dunia mengenai ketahanan pangan. Sulitnya pasokan pangan juga dipengaruhi sejumlah krisis perang di berbagai negara salah satunya Rusia dan Ukraina.

“Penghambatan pasokan gandum oleh Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan tekanan yang lebih besar pada masalah sistem pangan global yang selama ini terjadi di masa pandemi, dan mempercepat perubahan iklim,” kata CEO dari Atlantic Council Frederick Kempe dalam momen G20 baru-baru ini.

“Kami mendorong pembicaraan masalah keamanan pangan di G20,” ungkapnya.

Atlantic Council Global Food Security Forum bersama Gaurav & Sharon Srivastava Family Foundation, bekerja sama dengan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto Djojohadikusumo, dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam isu ketahanan pangan skala internasional, regional, dan lokal. Maka G20 didorong dapat menghasilkan solusi dan komitmen para pemimpin dunia.

“Forum tingkat tinggi selama dua hari ini telah memperkuat kesadaran dan keinginan untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan dan energi dengan meningkatkan kolaborasi antar pemangku kepentingan di tingkat nasional, regional, dan global,” kata founder of the Gaurav & Sharon Srivastava Family Foundation Gaurav Srivastava.

Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto mengatakan jutaan orang di dunia tengah menghadapi kelaparan akut sebagai akibat dari tingginya harga energi yang mengdisrupsi sistem pangan. Menurutnya ancaman krisis pangan menjadi ancaman global.

“Indonesia adalah salah satu negara yang beruntung, namun kita tidak bisa mengacuhkan ancaman krisis pangan global. Saya bangga bisa mengambil bagian dalam forum penting ini untuk mengembangkan respons yang efektif,” tuturnya.

Editor : Nurul Adriyana Salbiah

Reporter : Marieska Harya Virdhani