Sentimen
Negatif (96%)
17 Nov 2022 : 03.15
Informasi Tambahan

Kab/Kota: London, Wina

Tokoh Terkait

Aktivis Iklim Lempar Cairan Hitam di Atas Lukisan Death and Life Milik Gustav Klimt, Ini Pesannya

17 Nov 2022 : 10.15 Views 2

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

Aktivis Iklim Lempar Cairan Hitam di Atas Lukisan Death and Life Milik Gustav Klimt, Ini Pesannya

AKURAT.CO Dalam aksi terbaru, para aktivis iklim memprotes dengan menyasar lukisan 'Death and Life' karya seniman Austria, Gustav Klimt. 

Anggota Letzte Generation Österreich (Generasi Terakhir Austria) melalui Twitternya telah mengonfirmasi bahwa mereka memang menargetkan lukisan yang jika diterjemahkan adalah 'Kematian dan Kehidupan' tersebut.

Lukisan Klimt itu, yang dibuat pada tahun 1915, menjadi sasaran protes para aktivis saat berada di Museum Leopold di Wina. Mereka melemparkan cairan hitam berminyak ke lukisan, dan mengelem tangannya ke kaca yang melindungi lukisan. 

baca juga:

Dalam seruannya, kelompok itu ingin menyerukan bahwa aksinya adalah simbol untuk memprotes penggunaan bahan bakar fosil oleh pemerintah Austria. Selama melakukan aksi, mereka meneriakkan 'protes pengeboran minyak dan gas', yang mereka sebut sebagai 'hukuman mati bagi masyarakat'.

Video protes di Museum Leopold turut diunggah oleh kelompok tersebut, dengan rekaman memperlihatkan salah satu aktivis berteriak: "Kita telah mengetahui masalah ini selama 50 tahun - kita akhirnya harus bertindak, jika tidak planet ini akan hancur."

EILT: Klimt's "Tod und Leben" im Leopold Museum mit Öl überschüttetMenschen der Letzten Generation haben heute im Leopold Museum das Klimt-Gemälde "Tod und Leben" mit Öl überschüttet. Neue Öl- und Gasbohrungen sind ein Todesurteil für die Menschheit. pic.twitter.com/4QKAklB9Af

— Letzte Generation Österreich (@letztegenAT) November 15, 2022

Setelah insiden itu, polisi tiba di museum. Sementara cairan hitam yang dibawa para aktivis dalam botol air panas yang disembunyikan di dalam baju, dibersihkan dari kaca pelindung.

Lukisan itu dilaporkan tidak mengalami kerusakan. Namun, menurut tim restorasi  museum, kaca pelindung, rangka pengaman, serta dinding dan lantai mengalami kerusakan yang signifikan.

Direktur musuh Hans-Peter Wipplinger mengaku bisa memahami kepedulian dan kekhawatiran dari para aktivis iklim tersebut, menyebut seruan mereka adalah hal yang benar. Kendati demikian, menyerang karya seni jelas merupakan cara yang salah untuk mengimplementasikan seruan mereka terhadap ancaman keruntuhan iklim, katanya.

Wipplinger kemudian mengimbau kelompok untuk menemukan cara lain agar protesnya lebih diperhatikan warga.

Menteri kebudayaan Austria juga menyatakan pemahamannya atas 'kekhawatiran dan juga keputusasaan' para aktivis, tetapi tetap mengkritik bentuk protes mereka, yang cenderung ke arah vandalisme.

"Saya tidak yakin bahwa tindakan seperti ini memiliki tujuan, karena muncul pertanyaan apakah tindakan tersebut lebih mengarah pada kurangnya pemahaman daripada kesadaran akan bencana iklim. 

"Dari sudut pandang saya, menerima risiko kerusakan karya seni yang tidak dapat diperbaiki adalah cara yang salah. Seni dan budaya adalah sekutu dalam perang melawan bencana iklim, bukan musuh," kata Andrea Mayer, sebagaimana dikutip The Guardian. 

Karya Klimt adalah lukisan cat minyak di atas kanvas dengan gaya Art Nouveau, yang menggambarkan kematian di sisi kiri dan sekelompok orang yang sebagian telanjang memeluk orang di sebelah kanan. Ini adalah salah satu karya seni terbaru yang menjadi sasaran para aktivis iklim dalam beberapa bulan terakhir.

Sebelumnya di Jerman, sejumlah aktivis melempar kentang tumbuk ke lukisan Claude Monet. Sementara bulan lalu, kelompok Inggris Just Stop Oil menuangkan sup tomat ke lukisan Sunflowers karya Vincent van Gogh di Galeri Nasional London.

Para aktivis iklim juga diketahui mengelem diri mereka ke lukisan The Hay Wain karya John Constable di Galeri Nasional London, dan pada bingkai salinan awal The Last Supper karya Leonardo da Vinci di Royal Academy of Arts London. []

Sentimen: negatif (96.2%)