Sentimen
Positif (98%)
16 Nov 2022 : 22.41
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Institusi: UIN, Universitas Diponegoro

Kab/Kota: Semarang, Malang, Kepanjen

Guru PAUD Ibarat Raja Midas, Ubah Apa yang Disentuh Jadi Emas

17 Nov 2022 : 05.41 Views 3

Detik.com Detik.com Jenis Media: Metropolitan

Guru PAUD Ibarat Raja Midas, Ubah Apa yang Disentuh Jadi Emas
Jakarta -

Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah memberi apresiasi seraya menegaskan bahwa para guru pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah gerbong terdepan dalam menanamkan fondasi kebangsaan. Menurut Ahmad, mereka adalah pejuang-pejuang terdepan dalam mencetak generasi bangsa menjadi masyarakat dewasa yang cerdas berakhlak dan sadar kebhinekaan.

"Bisa dikatakan, para guru PAUD ibarat Raja Midas dalam mitologi Yunani yang bisa mengubah apa saja yang dia sentuh menjadi emas. Masyarakat di usia dini adalah golden age yang menjadi pondasi masa depan sebuah bangsa. Jika anak-anak pada periode itu mendapat sentuhan emas para pendidik, mereka akan menjadi generasi emas yang menggantikan generasi sebelum mereka dalam kepemimpinan nasional,'' kata Ahmad dalam keterangannya Rabu, (16/11/2022).

Di hadapan ratusan guru PAUD di Malang, Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini menilai para guru PAUD harus diberi apresiasi sebab bersama ribuan guru lainnya di Indonesia mereka sedang menyukseskan ribuan guru lainnya yang menjadi target nasional, yaitu masing-masing literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial serta literasi budaya dan kewargaan.

-

-

''Melihat peran para guru seperti itu, tidak berlebihan jika saya katakan para guru adalah penjaga masa depan bangsa sekaligus kompas yang mengarahkan masa depan anak-anak bangsa,'' tegas Ahmad.

Anggota DPR RI dari Komisi X yang antara lain membidangi pendidikan ini mengingatkan UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen memberi amanat besar kepada mereka yang didefinisikan sebagai 'guru' dan 'dosen'. Undang-undang itu menyebutkan 'guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.'

Karena itulah, tegas Ahmad Basarah, Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno, menempatkan guru sebagai figur yang sangat istimewa. Ketua DPP PDI Perjuangan itu menceritakan bahwa Bung Karno memandang guru sebagai kelompok masyarakat spesial yang berperan membentuk akal dan jiwa anak-anak penerus bangsa.

''Bung Karno pernah mengatakan bahwa satu bangsa akan kehilangan rasa perikemanusiaan jika guru-guru di semua perguruan hanya tahu mengajar, menulis, dan menghitung saja. Bung Karno hanya mau menyebut seseorang sebagai guru jika ia memiliki jiwa kebangunan yang berhasil membentuk akal dan jiwa anak-anak didik,'' tegas Ahmad.

Namun demikian, Doktor Hukum Tata Negara lulusan Universitas Diponegoro Semarang itu menyampaikan keprihatinan tentang kecenderungan menyimpang sebagai guru yang mengarahkan anak didik mereka tidak melek literasi kewargaan dan kebudayaan dengan mengajarkan mereka inklusivisme, radikalisme dan anti keragaman. Ia mengatakan ini tidak sesuai dengan misi literasi yang diperjuangkan para guru.

''Para guru ini cenderung menunjukkan sikap-sikap intoleran, mengajarkan inklusivisme dan ketertutupan pada anak murid mereka. Ini tentu tidak sesuai dengan misi literasi kewargaan dan kebudayaan yang sedang diperjuangkan para guru,'' jelas Ahmad,

Dosen Universitas Islam Malang juga menunjukan hasil survei dari PPIM UIN Jakarta pada 2018 sebagai contoh. Survei ini di kalangan guru Muslim dari tingkat TK sampai SMU dan Madrasah Aliyah menunjukan, 21% guru tak setuju tetangga yang berbeda agama mengadakan acara keagamaan, 56% guru tidak setuju non Muslim mengadakan acara keagamaan, 56% guru tidak setuju non Muslim mendirikan sekolah berbasis agama di sekitar mereka, 33% guru setuju anjuran berperang demi mewujudkan negara Islam, dan 29% guru setuju berjihad di Filipina, Suriah dan Irak.

"Semua data yang saya jelaskan itu adalah fenomena sosial yang terjadi di sekeliling kita. Itulah mengapa sosialisasi empat pilar ini sangat penting bagi guru PAUD sebab guru adalah pembentuk mental ideologi bagi anak dan peserta didik. Setelah sosialisasi empat pilar ini dilaksanakan, para guru bisa menjadi duta-duta Pancasila di daerah masing-masing," pungkas Ahmad.

Hadir dalam acara sosialisasi empat pilar itu adalah Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, Ketua DPRD Kabupaten Malang Darmadi, 116 kepala sekolah dari Kecamatan Pakisaji dan Kepanjen, 116 wali murid dari dua kecamatan tersebut, serta 116 guru PAUD atau disebut Bunda PAUD.

(akn/ega)

Sentimen: positif (98.8%)