Gresik (beritajatim.com) – Permasalahan sampah tidak hanya terjadi di daratan saja. Di Pulau Bawean juga mengalami hal yang sama. Dimana, pulau yang dijuluki pulau puteri itu kawasan pantainya mulai tercemar sampah.

Seperti di Pantai Labuhan, Kecamatan Tambak. Di pinggir pantai yang kerap dijadikan tempat santai sambil melihat matahari terbenam. Banyak sekali sampah yang terseret air laut utamanya sampah plastik. Melihat kondisi yang tidak enak dipandang ini masyarakat pun inisiatif melakukan bersih-bersih.

Masyarakat dan para mahasiswa STIT Raden Santri serta santri Tahfidz Madrasatul Qur’an memungut sampah-sampah disana. Pihaknya mengaku risih melihat sampah berserakan di Pantai Labuhan itu. Padahal pantai labuhan menjadi tempat wisatawan untuk bermain wahana pantai, hingga menikmati suasana sore hari.

Guntur salah seorang warga menuturkan, Pulau Bawean yang terkenal dengan kekayaan baharinya harusnya dijaga oleh seluruh elemen. Tak terkecuali pemerintah. Pihaknya kuatir apabila hal ini terus terjadi, keindahan Pulau Bawean tidak lagi menjadi terkenal.

Pantai Labuhan merupakan tempat wisata yang setiap tahunnya kerap menjadi tempat singgah kapal-kapal yatch dari berbagai negara di dunia. Setiap wisatawan mancanegara itu mengunjungi Bawean, kapal yatch itu diparkir di Pantai Bawean.

“Pemerintah memang harus ada keseriusan mengenai masalah sampah. Karena tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Bawean belum terfasilitasi, sehingga masyarakat kesulitan untuk membuang sampah. Sehingga ujung-ujungnya sampah menumpuk di pesisir pantai semua,” kata Guntur.

Hingga saat ini, Pulau Bawean belum memiliki tempat pembuangan akhir (TPA). Sebetulnya Pemkab Gresik telah menyiapkan anggaran untuk pengadaan lahan seluas satu hektar di Bawean. Lahan itu nantinya digunakan untuk TPA yang rencananya berada di Desa Daun, Kecamatan Sangkapura. Tapi hingga kini pengadaan itu belum terealisasi. [dny/kun]