Sentimen
Negatif (66%)
16 Nov 2022 : 20.54
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Beijing

Kasus: HAM

KTT G20 Bali Cetak Sejarah Baru AS dengan China, Ini Hasil Pembicaraan Joe Biden dan Xi Jinping

16 Nov 2022 : 20.54 Views 2

Pojoksatu.id Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional

KTT G20 Bali Cetak Sejarah Baru AS dengan China, Ini Hasil Pembicaraan Joe Biden dan Xi Jinping

POJOKSATU.id, BALI — KTT G20 Bali mencetak sejarah baru hubungan AS dan China dengan jabat tangan Presiden Joe Biden dan Xi Jinping. Berikut hasil pembicaraan kedua pempimpin negara itu.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Bali pada Senin (14/11) menjelang KTT G20 dibuka Presiden Jokowi.

Ini merupakan pertemuan tatap muka pertama Biden dengan Xi.

Biden dan Xi tampak bersalaman sebelum melakukan pembicaraan. Keduanya terlihat banyak tersenyum dalam beberapa foto yang beredar.


Usai pertemuan, Biden menyatakan dirinya tak melihat ada tanda-tanda China akan menyerang Taiwan.

Dia juga meyakini tak akan ada perang dingin baru yang terjadi.

“Saya benar-benar percaya tidak akan ada Perang Dingin baru. Saya tidak berpikir ada upaya segera dari pihak China untuk menyerang Taiwan,” kata Biden menjawab pertanyaan wartawan seperti dilansir BBC.

Biden juga mengatakan dia telah menjelaskan kebijakan AS terhadap Taiwan tidak berubah sama sekali. Biden menyatakan AS ingin melihat masalah Taiwan diselesaikan secara damai.

“Saya yakin (Xi Jinping) mengerti persis apa yang saya katakan,” tuturnya.

Biden mengatakan AS adalah negara dengan posisi terbaik di dunia untuk menghadapi perubahan ekonomi dan politik.

Biden mengatakan bahwa dia dan Xi Jinping sepakat anggota kabinet mereka akan bertemu untuk membahas banyak masalah yang telah dibahas hari ini.

“Kami akan bersaing dengan penuh semangat. Tapi saya tidak mencari konflik. Saya ingin mengelola persaingan ini dengan bertanggung jawab,” ucap Biden usai pembicaraan dengan Xi di Bali.

Dalam pernyataan yang dirilis usai pertemuan keduanya, menurut media pemerintah China, Xi memperingatkan bahwa Taiwan menjadi ‘garis merah pertama’ yang tidak seharusnya dilanggar dalam hubungan China-AS.

“Masalah Taiwan adalah inti dari kepentingan inti China, batu landasan politik untuk hubungan China-AS, dan garis merah pertama yang tidak boleh dilanggar dalam hubungan China-AS,” tegas Xi dalam pernyataannya seperti dikutip kantor berita Xinhua.

“Menyelesaikan masalah Taiwan adalah urusan China dan masalah dalam negeri CHina,” ucapnya.

Sementara, Biden mengatakan dirinya berusaha meyakinkan Xi bahwa kebijakan AS soal Taiwan tidak berubah.

Diketahui, AS dalam kebijakannya selama bertahun-tahun mendukung kebijakan ‘Satu China’ yang dipegang teguh Beijing. Namun, AS juga mendukung perkembangan militer Taiwan.

Biden menyatakan tidak perlu adanya Perang Dingin yang baru dan dia meyakini China tidak sedang merencanakan tindakan militer apa pun.

“Saya tidak berpikir ada upaya segera dari pihak China untuk menginvasi Taiwan,” tegas Biden kepada wartawan usai pertemuan.

Biden dan Xi Jinping terlibat dalam dialog blak-blakan soal isu Taiwan dan Korea Utara (Korut).

Tatap muka selama tiga jam itu bertujuan mencegah hubungan AS-China yang bersitegang meluas hingga menjadi Perang Dingin baru.

Dilansir Reuters, Selasa (15/11/2022), di tengah perbedaan pendapat soal hak asasi manusia (HAM), invasi Rusia ke Ukraina dan dukungan untuk industri domestik, kedua pemimpin berjanji untuk lebih sering berkomunikasi.

Menlu AS Bakal ke China

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken disebut akan mengunjungi China awal tahun depan. Kunjungan ini sebagai tindak lanjut pertemuan Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping di Bali.

Dilansir AFP, Gedung Putih mengatakan bahwa Blinken akan melakukan perjalanan ke China. Kunjungan itu untuk menindaklanjuti diskusi kedua kepala negara itu.

Kunjungan Blinken ke China akan menjadi yang pertama dilakukan oleh Menteri Luar Negeri AS sejak Mike Pompeo. Dia menjabat di bawah presiden Donald Trump dan melakukan kunjungan singkat pada 2018. (ikror/pojoksatu)

Sentimen: negatif (66.3%)