Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: bandung
Tokoh Terkait
Sejarah Karang Setra, Kolam Renang Legendaris di Bandung yang Diresmikan Soekarno
Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional
PIKIRAN RAKYAT - Bandung terkenal dengan daya tarik wisatanya. Seiring perkembangan zaman, semakin banyak pula tempat wisata di Bandung.
Di tengah kian maraknya tempat wisata baru di Bandung, ada sejumlah tempat wisata yang sudah berumur tua namun tak kehilangan daya tariknya. Salah satunya kolam renang Karang Setra.
Kolam renang Karang Setra terletak di Jalan Sirnagalih, Sukasari, Kota Bandung. Kolam renang ini diresmikan pada tahun 1958. Proses pembangunan Karang Setra sudah dimulai sejak tahun 1956.
Kolam renang Karang Setra diresmikan langsung oleh Presiden pertama RI yakni Ir. Soekarno bersama dengan mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Saat itu, peresmiannya berbarengan dengan peresmian Taman Lalu Lintas.
Pembangunan Karang Setra memakan biaya fantastis yakni Rp7 juta, biaya yang termasuk besar pada saat itu.
Karang Setra memiliki luas sekitar 6,5 hektare, dan yang menjadi daya tarik dari tempat wisata ini adalah kolam renang yang memiliki ukuran 100 x 100 meter.
Memiliki luas tempat yang cukup besar, membuatnya juga digadang-gadang sebagai kolam renang terbesar se-Asia Tenggara pada masanya.
Baca Juga: Sejarah Panjang Kujang: dari Raja dan Bangsawan ke Masyarakat Awam
Peresmian Karang Setra juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting seperti H Nazaruddin SH selaku Kepala Polisi Lalu Lintas dan Ketua Badan Keamanan Lalu Lintas (BKLL), Oja Sumantri selaku Kepala Daerah Swatantra I Jawa Barat, Pangdam Siliwangi Kolonel Kosasih, Ketua Dewan Turisme Jawa Barat Abas Surjatna Atmadji, serta Enoch Danubrata selaku Ketua Badan Penguasa dan Ketua Panitia Pembukaan.
Dikutip dari pemberitaan Pikiran Rakjat edisi 5 Mei 1958, acara peresmian Karang Setra berlangsung meriah dengan diisi penampilan loncat indah dan keterampilan berenang oleh perkumpulan renang Tirta Merta.
Kemeriahan juga berlanjut hingga malam hari yang menampilkan pertunjukan wayang golek, peragaan busana, hingga permainan anak.
Keesokan harinya juga masih berlangsung lomba foto Queen yang dimenangi oleh Anne Roefidha Sobana.
Kontes renang yang diadakan dalam acara peresmian diikuti oleh 200 peserta yang berasal dari perkumpulan renang Tirta Kentjana dari Jakarta dan Tirta Merta yang berasal dari Bandung.
Euforia kegiatan dalam rangka pembukaan tempat wisata ini terus berlangsung dari tanggal 24 sampai 26 Mei 1958.
Perdebatan Nama
Pembangunan Karang Setra sempat menimbulkan kontroversi karena harga tiket masuk yang dianggap mahal bagi masyarakat umum.
Karang Setra sempat dikritik sebagai tempat yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan elite dan tidak bisa dinikmati oleh rakyat biasa.
Tak sampai di situ, nama dari tempat ini sendiri juga menjadi perdebatan disebabkan makna dari Karang Setra yang dinilai kurang tepat.
Baca Juga: Sejarah Puisi di Indonesia, dari Rustam Effendi hingga Sapardi Djoko Damono
Berdasarkan Bahasa Sansekerta, kata ‘Setra’ memiliki makna Padang, sehingga ketika digabungkan maka akan memiliki arti padang karang.
Menanggapi hal ini, Soekarno juga sempat menyarankan untuk mengubah nama Karang Setra menjadi Ratna Kesetra atau Sunda Kesetra.
Namun, melihat kilas balik perjalanan Karang Setra ini, pengubahan nama tersebut urung dilakukan.
Hingga kini, Karang Setra masih tetap eksis dan menjadi salah satu tempat wisata legendaris di Bandung.
Ada sejumlah wahana yang terkenal di Karang Setra seperti perosotan naga, perosotan pelangi, dan kolam pantai. (Raden Roro Nabiilah Cakraningtyas)***
Sentimen: positif (99.6%)