Tebar Pesona ala Xi Jinping di KTT G20 Bali, Temui Pemimpin Dunia usai 3 Tahun 'Menghilang'
Akurat.co Jenis Media: News
AKURAT.CO Hampir 3 tahun absen dari panggung dunia, Pemimpin China Xi Jinping mulai bertemu langsung dengan para pemimpin Barat di KTT G20 di Bali. Ia pun berusaha menegaskan kembali pengaruh global China.
Dilansir dari CNN, Xi mengawali kiprahnya dengan pertemuan 3 jam bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Senin (14/11). Setelah itu, ia mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin 4 sekutu AS: Australia, Prancis, Belanda, dan Korea Selatan.
Hubungan China dengan AS dan sekutunya telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena ketegangan geopolitik, perselisihan perdagangan, asal-usul pandemi Covid-19, serta berkembangnya kerja sama antara China dan Rusia, terlepas dari perang Rusia terhadap Ukraina. Namun, karena pandemi Covid-19, Xi membatasi kegiatan diplomatiknya selama meningkatnya ketegangan dengan Barat.
baca juga: Associated PressPadatnya pertemuan langsung di KTT G20 mustahil untuk memperbaiki total hubungan mereka. Namun, ini dapat berfungsi sebagai langkah pertama yang positif dalam memulihkan saluran komunikasi terbuka.
Biden telah berusaha merapat dengan sekutu dan mitranya untuk melawan pengaruh China yang semakin besar. Ia pun membingkai persaingan AS dengan China sebagai bentrokan global antara demokrasi dan autokrasi.
Sebaliknya, Xi menampik narasi itu pada Senin (14/11). Ia menggambarkan sistem pemerintahan negaranya sebagai 'demokrasi gaya China', sebuah sinyal yang jelas kepada AS dan sekutunya bahwa perbedaan ideologis bukanlah penghalang untuk menjalin hubungan dengan China.
Menstabilkan hubunganDiplomasi langsung yang paling dinanti Xi pada Selasa (15/11) mungkin adalah pertemuannya dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Pasalnya, hubungan antara China dan Australia telah merenggang drastis selama beberapa tahun terakhir.
Menurut Albanese, pertemuan ini merupakan langkah penting menuju stabilisasi hubungan Australia-China. Sementara itu, Xi mengatakan kepada Albanese berapa pentingnya menjalin hubungan baik antara China dan Australia demi rakyat negara masing-masing dan demi kondusifnya pembangunan damai di kawasan Asia-Pasifik.
Kedua negara ini telah terjebak dalam perselisihan perdagangan yang babak belur dan pembekuan diplomatik sejak awal 2020. Saat itu, China mengenakan bea pada Australia menyusul seruannya untuk menyelidiki asal-usul virus corona.
Sentimen: positif (88.6%)