Sentimen
Positif (79%)
14 Nov 2022 : 07.45
Informasi Tambahan

Institusi: UGM

Kab/Kota: Morowali

Punya Harta Karun Top-1 Dunia, RI Bisa Jadi Raja Baterai EV

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

14 Nov 2022 : 07.45
Punya Harta Karun Top-1 Dunia, RI Bisa Jadi Raja Baterai EV

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki beragam 'harta karun' dalam hal ini adalah sumber daya mineral khususnya nikel. Cadangan Sumber daya mineral nikel milik Indonesia ini diketahui menjadi yang terbesar di dunia.

Nah, dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia dinilai bisa menjadi 'raja' penghasil baterai kendaraan listrik atau ,baterai electric vehicle (EV). Hal itu pun didorong dengan langkah pemerintah yang menyetop ekspor bijih nikel dan mengolah nikel melalui hilirisasi bernilai tambah.

Pengamat Ekonomi dan Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menyebutkan langkah pemerintah dalam mencapai gelar 'raja baterai' sudah tepat. Hal ini mengingat komitmen Presiden RI Joko Widodo yang dinilai cukup kuat dalam membangun ekosistem industri baterai EV.

-

-

"Saya bilang beberapa tahun lalu Jokowi sudah mengungkapkan komitmennya yang cukup kuat untuk membangun ekosistem beberapa industri yang saling terkait. Dan itu diimplementasikan diawali dengan langkah berani merupakan larangan bijih nikel tidak boleh ekspor lagi," ujarnya kepada CNBC Indonesia dalam Mining Zone, dikutip Jumat (11/11/2022).

Fahmy menambahkan, kebijakan larangan ekspor bijih nikel pada awalnya ditentang oleh negara Eropa. Namun dengan mengambil langkah pasti, Indonesia melakukan hilirisasi yang memberikan nilai tambah yang menghasilkan produk turunan nikel sebagai komponen baterai EV.

"Harapannya, kita apakah menjadi raja baterai? Saya yakin akan jadi raja baterai. Karena kita punya nikel dan beberapa turunan nikel. Kalau yang lain masih impor, nanti pada saatnya kita akan sendiri dengan berbagai komponen yang kita miliki ini," ungkapnya.

CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus menambahkan, saat ini terdapat dua pabrik katoda baterai kendaraan listrik yang telah beroperasi antara lain milik PT Huayue Nickel Cobalt dan PT QMB New Energy Material.

Adapun PT Huayue Nickel Cobalt memiliki kapasitas produksi katoda 70.000 ton nikel kobalt (Ni-Co) per tahun dan PT QMB New Energy Material memiliki kapasitas 50.000 ton nikel sulfida dan nikel kobalt (Ni-Co) per tahun.

Dengan demikian, total komponen baterai EV yang sudah beroperasi di IMIP ini mencapai 120.000 ton per tahun. "Saat ini sudah beroperasi juga dua yaitu Huayue dan QMB New Energy Material yang keduanya berkapasitas 120.000 metrik ton nikel-kobalt-mangan," ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam program 'Mining Zone', dikutip Jumat (11/11/2022).

Alex menyebutkan bahwa Presiden RI Joko Widodo berencana akan datang ke Morowali, Sulawesi Tengah untuk peresmian kedua pabrik komponen baterai EV ini. "Sudah disampaikan bahwa Presiden akan datang ke Morowali untuk meresmikan pabrik dalam pengertian bahwa ini kita sebut pabrik baterai, tapi pada dasarnya ini adalah pabrik yang dibangun untuk menghasilkan katoda untuk baterai mobil listrik," jelasnya.

Perlu diketahui, cadangan nikel RI memang yang terbesar di dunia. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020 dalam booklet bertajuk "Peluang Investasi Nikel Indonesia" menyebutkan cadangan logam nikel yang dimiliki RI sebesar 72 juta ton Ni (nikel).

Jumlah ini merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni. Data tersebut merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019.

Adapun cadangan bijih nikel mencapai 3,65 miliar ton untuk kadar 1%-2,5%, dimana cadangan bijih nikel dengan kadar kurang dari 1,7% sebanyak 1,89 miliar ton dan bijih nikel dengan kadar di atas 1,7% sebesar 1,76 miliar ton.

Nikel memiliki banyak kegunaan mulai dari bahan baku pembuatan baterai untuk kendaraan listrik hingga bahan baku kendaraan listrik itu sendiri, sehingga RI menjadi incaran asing karena kekayaan sumber daya alam nikel ini.

Nilai tambahnya pun tidak perlu diragukan lagi. Berdasarkan pemaparan Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Agus Tjahajana pada webinar awal bulan ini, pengolahan bijih nikel kadar rendah (limonit) menjadi nikel sulfat, maka nilai tambahnya menjadi 11,4 kali.


[-]

-

Tak Perlu Jauh Cari Harta Karun Ini Sampai Afrika, di RI Ada!
(pgr/pgr)

Sentimen: positif (79.9%)