Sentimen
Negatif (96%)
12 Nov 2022 : 21.26
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Washington, Paris

Tokoh Terkait

Biden Bicara Krisis 'Paling Ngeri', Nasib Bumi Jadi Taruhan!

13 Nov 2022 : 04.26 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Biden Bicara Krisis 'Paling Ngeri', Nasib Bumi Jadi Taruhan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) kembali mengingatkan bahwa perubahan iklim merupakan ancaman eksistensial bagi planet bumi. AS sendiri berjanji akan menghalau dampak perubahan iklim yang lebih luas.

Hal tersebut dikemukakan Joe Biden saat memberikan pidato kunci dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim COP27 di Mesir, seperti dikutip Reuters, Sabtu (12/11/2022).

-

-

Pidato ini diharapkan dapat memompa ambisi seluruh negara untuk memitigasi kemungkinan terburuk dari perubahan iklim, bahkan dari rentetan ancaman krisis lainnya seperti perang di kawasan Eropa, hingga tekanan inflasi yang tak terkendali.

"Krisis perubahan iklim tentang manusia, ekonomi, lingkungan, keamanan suatu negara, dan kehidupan di planet ini," kata Biden.

"Saya dapat berdiri di sini sebagai Presiden Amerika Serikat dan mengatakan dengan percaya diri, Amerika akan memenuhi target nol emisi karbon pada tahun 2030," jelasnya

Washington bersama Uni Eropa sebelumnya telah mengeluarkan deklarasi bersama Jepang, Kanada, Norwegia, Singapura, dan Inggris, menjanjikan lebih banyak tindakan terhadap emisi metana untuk industri minyak dan gas.

Foto: Retakan lumpur membentang di area yang dulunya tertutup oleh perairan laguna Suesca, di Suesca, Kolombia (17/2/2021). Danau yang dulu dipenuhi ikan itu mengering karena efek perubahan iklim. (AP Photo/Fernando Vergara)

Deklarasi ini dimaksudkan untuk membangun kesepakatan internasional yang diluncurkan sejak tahun lalu dan diteken oleh sekitar 130 negara untuk mengurangi emisi gas di seluruh sendi perekonomian dunia sebanyak 30%.

"Mengurangi setidaknya 30% pada tahun 2030 merupakan peluang terbaik kami untuk mencapai [target batasan kenaikan suhu global] 1,5 derajat celcius," kata Biden yang merujuk pada perjanjian Paris tahun 2015.

Biden dalam kesempatan tersebut sekaligus menegaskan bahwa krisis global, termasuk perang antara Rusia dan Ukraina yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir bukanlah alasan dunia untuk menurunkan ambisi mengatasi perubahan iklim.

"Dengan situasi yang ada, [krisis perubahan iklim] ini lebih mendesak dari sebelumnya dan kita harus meningkatkan komitmen lebih tinggi. Perang Rusia hanya meningkatkan urgensi kebutuhan untuk mengalihkan dunia dari ketergantungannya pada bahan bakar fosil," kata Biden.


[-]

-

Kunjungi Arab Saudi, Biden Desak OPEC Genjot Produksi Minyak
(cha/cha)

Sentimen: negatif (96.8%)