Sentimen
Negatif (100%)
12 Nov 2022 : 17.02
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Jati, Kramat, Kramat Jati, Kalideres

Kasus: mayat, covid-19

Tokoh Terkait

Tetangga Satu Keluarga yang Tewas di Perumahan Citra Garden Merespon, “Warga Sini Pasti Menolong, Kalau...”

13 Nov 2022 : 00.02 Views 2

TVOneNews.com TVOneNews.com Jenis Media: News

Tetangga Satu Keluarga yang Tewas di Perumahan Citra Garden Merespon, “Warga Sini Pasti Menolong, Kalau...”

Jakarta – Sesaat setelah berita terkait tewasnya satu keluarga di Perumahan Citra Garden Kalideres, Jakarta Barat, mencuat, publik ikut menyorot tetangga dari keluarga tersebut.

Pasalnya, satu keluarga tersebut diduga tewas mengering karena kelaparan. Dugaan ini disampaikan oleh Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Pasma Royce, pasca melihat hasil otopsi pada keempat korban.

Menanggapi hal tersebut, tim reporter lapangan tvOne mewawancarai seorang tetangga dari satu keluarga di Perumahan Citra Garden terkait kebiasaan tolong menolong warga.


Penemuan satu keluarga tewas di Perumahan Citra Garden Kalideres (tim tvOne/Arief Budiman)

“Saya rasa kalau dia terbuka pasti kita akan menolong,” sebut Desi, salah satu warga di Perumahan Citra Garden Kalideres.

Desi, tetangga satu keluarga yang tewas tersebut, bahkan juga menceritakan tentang pengalamannya ditolong oleh tetangga setempat.

“Karena saya mengalami pada waktu suami saya kena COVID, saya diisolasi di rumah enggak boleh ketemu orang, kan? Itu warga sini menolong dan Pak RT pun yang tiap hari beliin saya makanan, kirimin belanjaan, mau belanja apa, suami saya perlu apa, warga sini yang menolong, karena anak saya jauh. Anak saya jauh-jauh dari sini.” Jelas Desi.

Sudah nampak murung sejak Agustus

Sebelumnya, diketahui bahwa berita terkait tewasnya satu keluarga ini mengejutkan masyarakat, khususnya warga di Perumahan Citra Garden Kalideres.

Diwawancarai oleh reporter tvOne, Desi, seorang warga di Perumahan Citra Garden Kalideres sekaligus koordinator Juru Pemantau Jentik (Jumantik) menunjukkan keterkejutannya atas berita meninggalnya satu keluarga tersebut.

Menurut pengakuan Desi, salah satu kader Jumantik-nya terakhir mendatangi rumah satu keluarga tersebut pada bulan Agustus. Menurut penuturan kadernya saat pemeriksaan Jumantik tersebut sang suami atau kepala keluarga sudah menunjukan wajah yang murung.

“Bulan Agustus awal dia nggak masuk karena yang keluar suaminya dan jadi cuman tanda tangan saja di luar. Tapi menurut kader saya itu, suaminya itu wajahnya udah murung di situ. Dia udah melihat kaya’ orang stres gitu, lo,” terang Desi pada reporter lapangan tvOne.

Namun pada bulan berikutnya, secara tiba-tiba sang istri mengirim pesan dari aplikasi Whatsapp berupa foto bak kamar mandi. Hal tersebut dimaksudkan agar kader Jumantik tidak perlu datang ke rumahnya untuk memeriksa kamar mandi.

Kronologi penemuan jenazah satu keluarga

Kronologi penemuan jenazah satu keluarga itu berawal ketika para warga mencium aroma menyengat dari arah rumah para korban tewas.

Kemudian, warga pun memberikan laporan pada ketua RT untuk melakukan pengecekan rumah korban. Selanjutnya, Ketua RT melapor pada Polsek Kalideres terkait temuan bau busuk itu. Bersama dengan polisi, pengurus RT memaksa masuk ke dalam rumah tersebut.

"Saat itu pagar rumah dan pintu utama terkunci," tutur Kombes Pol Pasma Royce, selaku Kapolres Metro Jakarta Barat.

Ketika pintu utama di buka, petugas mendapati empat mayat di tiga ruangan berbeda, yakni ruang tamu, kamar tengah, dan ruang belakang.

"Untuk mayat yang ditemukan dalam nama di kartu keluarga bahwa identitas atas nama RY usia 71 dan RN usia 68 tahun dan DF adalah anaknya perempuan berusia 42 tahun dan BG usia 69 merupakan ipar dari bapaknya," ucap Pasma.

Setelah mayat ditemukan, polisi langsung memeriksa di sekitar lokasi. Setelah itu, keempat korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur untuk proses otopsi.

Hingga saat ini, polisi masih memeriksa beberapa saksi dan melakukan penjagaan di tempat kejadian perkara.

Dugaan kelaparan

Menurut Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Pasma Royce, satu keluarga tersebut diduga tewas akibat kelaparan atau tidak mengonsumsi makanan dalam waktu lama.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kombes Pasma pasca menerima laporan hasil otopsi dari Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Dalam hasil otopsi tersebut ditemukan fakta bahwa tidak ada makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh satu keluarga tersebut dalam jangka waktu lama, sehingga menyebabkan otot-ototnya mengecil.

"Lambung para mayat ini tidak ada makanan jadi bisa diduga berdasarkan pemeriksaan dari dokter bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama, karena dari otot-ototnya sudah mengecil," kata Pasma saat ditemui di Polres Metro Jakarta Barat, Jumat (11/11/2022).

Bukan hanya itu, pihak kepolisian juga tidak menemukan tanda kekerasan benda tumpul atau benda tajam dalam tubuh satu keluarga ini.

Adapun waktu meninggalnya para korban ini diduga sudah terjadi sejak tiga minggu lalu. Namun diketahui bahwa para korban ini tidak meninggal secara serentak karena tingkat kebusukannya berbeda-beda.

"Ini dari bapaknya, ibunya, serta dari iparnya ini waktu berbeda meninggalnya, sehingga pembusukannya masing-masing berbeda," ujarnya.

Tapi masih terlalu dini untuk menyimpulkan mengenai penyebab meninggalnya satu keluarga ini. Karena itu, pihak RS Polri masih belum bisa memastikan penyebab utama meninggalnya keempat satu keluarga meninggal tersebut.

"RS Polri sedang lakukan pendalaman lagi dengan memeriksa hati dan organ lainnya supaya lebih spesifik mengetahui penyebab kematian ini," sebut Kombes Pasma.

Polisi sedang lakukan uji toksikologi

Setelah hasil autopsi terhadap keempat jenazah yang ditemukan di dalam rumahnya, Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat menjelaskan bahwa tidak ditemukan sisa makanan di dalam organ pencernaannya, kini polisi lakukan uji toksikologi. 

“Sedang diambil sampel hati untuk toksikologi, kami menunggu hasil toksikologinya,” ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat Kompol Haris Kurniawan, Jumat (11/11/2022). (Lsn)

 

Sentimen: negatif (100%)