Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Lombok
Tokoh Terkait
Dukung Kenaikan Cukai, Dokter Urologi Akhada: 90 Persen Pasien Saya dengan Kanker Kandung Kemih Pasti Merokok
Fajar.co.id Jenis Media: Nasional
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Dokter Urologi Akhada Maulana mendukung kebijakan pemerintah pusat soal Cukai Hasil Tembakau (CHT) untuk rokok akan naik 10% pada 2023 dan 2024.
Menurutnya, usulan Menkeu Sri Mulyani untuk menaikkan cukai rokok tidak bisa jika ia tak mendukungnya.
Pasalnya, hampir 90 persen pasien dengan kanker kandung kemih pasti merokok.
“Itu bukan hanya di Lombok. Hampir di setiap kota di Indonesia kasus kanker kandung kemih sangat banyak. Dan hampir semuanya berkaitan dengan kebiasaan merokok,” ucapnya dalam unggahannya, Rabu, (9/11/2022).
Di sisi lain dia menjelaskan, penanganan kanker kandung kemih.
Pertama pihak medis akan meneropong dari saluran kencing untuk mengerok tumornya. Selanjutnya jaringan tumor diperiksa ke lab Patologi Anatomi.
Bila positif ganas dan tumor belum mengenai otot kandung kemih, maka dilakukan kemoterapi dengan dimasukkan melalui kateter sekali sepekan selama 8 pekan (8 kali).
Efek samping kemo dengan cara ini paling ringan gatal di kandung kemih atau perih. Paling berat kata dia bisa mengganggu jantung.
Kalau tumornya sudah masuk ke otot. Atau menyebar ke prostat. Maka kandung kemih harus diangkat.
“Terus kencingnya lewat mana? Ya dibuatkan lubang di perut untuk pasang selang permanen. Atau dibuatkan tandon tempat keluar kencing dengan usus halus. Seumur hidup juga,” tuturnya.
Untuk yang tumor stadium awal diobati dengan kemo lewat kateter. Setiap 3 bulan harus diteropong kandung kemihnya dicek tumor tumbuh lagi tidak.
Jika tumor tumbuh lagi harus dikerok lagi, kemo lagi. Kalau tidak, terpaksa ulang teropong lagi tiap 3 bulan selama 2 tahun, lanjut tiap 6 bulan or 1 tahun, sampai tahun kelima bebas tumor.
Bagi yang tumornya sudah lanjut dan menyebar ke jaringan sekitar atau sudah nyebar ke paru, harus kemoterapi lewat pembuluh darah.
“Namun bagusnya diangkat dulu kandung kemihnya. Mayoritas pasien kami menolak diangkat kandung kemihnya. Ya, itu operasi besar,” tandas alumnus UI ini.
Lebih jauh kata dia, risiko paling ringan pasien impoten. Resiko terberat yang kematian.
Pasien yang menolak diangkat kandung kemihnya jadi langganan rumah sakit karena selalu kencing berdarah dan Hb drop sehingga butuh transfusi darah hingga meninggal kelak.
“Kami sering kasihan ketika ketemu pasien-pasien tersebut. Sedih melihat penderitaan mereka yang kencing berdarah tiada henti. Masihkah tidak setuju dengan keputusan bu Menkeu?,” pungkas anggota Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) ini. (selfi/fajar)
Sentimen: negatif (100%)