Sentimen
Negatif (79%)
11 Nov 2022 : 07.25
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Gunung, Batang

Kasus: Kemacetan

BMKG Warning Potensi Longsor dan Banjir

Sumutpos.co Sumutpos.co Jenis Media: News

11 Nov 2022 : 07.25
BMKG Warning Potensi Longsor dan Banjir

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah lereng gunung atau dataran tinggi di Sumatera Utara (Sumut) dalam 2-3 hari ke depan agar mewaspadai potensi terjadinya longsor. Mengingat hujan sudah terjadi sejak beberapa minggu terakhir

“Dalam 2-3 hari ke depan sebagian besar wilayah Sumut masih berpotensi hujan dengan intensitas yang beragam mulai dari ringan hinga lebat,” kata Prakirawan BBMKG Wilayah 1 Medan, Budi Prasetyo kepada Sumut Pos, Kamis (10/11).

Hal ini, lanjutnya, disebabkan adanya potensi belokan angin di wilayah Sumut, akibat adanya aktivitas fenomena atmosfer berupa sirkulasi siklonik yang terjadi perairan barat Kalimantan dan Samudera Hindia Barat Sumatera. “Ini memicu terjadinya penumpukkan awan awan konvektif yang dapat menyebabkan hujan,” katanya.

Dijelaskannya, wilayah yang berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang-lebat umumnya terjadi di wilayah Kepulauan Nias, Pantai Barat, Lereng Barat, pegunungan, dan pantai timur. Secara umum suhu udara wilayah sumut berkisar antara 17-32C. “Kami juga mengimbau untuk masyarakat yang berada di sekitaran bantaran sungai agar waspada potensi terjadinya banjir akibat hujan lebat,” tandasnya.

Sementara, hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi terus-menerus dalam beberapa hari belakangan ini, menyebabkan sejumlah daerah di Sumatera Utara terendam banjir. Seperti yang melanda Kabupaten Batubara, Tapanuli Selatan (Tapsel), dan Langkat.

Di Kabupaten Batubara, sedikitnya empat kecamatan terendam banjir sejak Senin (7/11) lalu. Banjir dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi secara terus-menerus yang mengakibatkan 934 kepala keluarga (KK) terdampak dan beberapa di antara mengungsi.

Empat kecamatan terdampak antara lain, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, tepatnya Desa Gambus Laut, Kecamatan Medang Deras tepatnya Desa Sei Buah Keras, Kecamatan Sei Balai tepatnya Desa Perkebunan Sei Balai, dan Kecamatan Nibung Mulia tepatnya di Desa Tanjung Mulia. Petugas mencatat tinggi muka air (TMA) rata-rata 20 hingga 50 sentimeter. “Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batubara telah mendirikan tenda pengungsi di beberapa titik, yakni 2 unit tenda pengungsi di Desa Gambus Laut, 2 unit di Desa Tanjung Mulia dan 1 unit di Desa Sei Buah Keras,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Kamis (10/11).

Selain itu, distribusi bantuan logistik berupa sembako dan air bersih juga telah dilakukan. Hingga saat ini, Desa Gambus masih tergenang sedangkan air di Desa Sei Buah Keras telah surut.

Sementara di Desa Tanjung Mulia air banjir masih menggenangi jalan dan rumah warga. Petugas mencatat, masih terdapat pengungsi di posko pengungsi Desa Tanjung Mulia sebanyak 12 KK dan 8 KK masih berada di posko pengungsi Desa Gambus Laut.

30 Ha Sawah di Tapsel Jadi Danau

Sementara di Tapanuli Selatan (Tapsel), sekitar 20-30 hektare area persawahan di tiga desa, terendam banjir. Akibat banjir tersebut, para petani dikhawatirkan mengalami puso atau gagal panen di musim ini.

Kepala Desa Sipange Godang, Ridwan Saleh mengatakan, sawah itu berlokasi di Kecamatan Sayur Maginggi. Tepatnya di Desa Sipange Julu ada 20 hektare, dan di Desa Janji Mauli Baringin ada sekitar 10 hektare. “Sawah itu berubah seperti danau. Makanya petani khawatir mereka puso,” katanya. Banjir ini lanjutnya, akibat tingginya intensitas hujan di Tapsel dan Padang Sidempuan sejak Rabu (9/11). Hujan yang turun sejak siang hingga malam tersebut, membuat permukaan Sungai Batang Angkola meluap. “Tidak saja merendam area persawahan warga, luapan sungai juga merendam 30 meter badan jalan nasional,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Aek Libung, Suparman mengatakan, tingginya luapan air sungai juga merendam ruas badan Jalan Lintas Tengah Sumatera tepatnya di Desa Aek Libung, Kecamatan Sayur Matinggi. “Air sungai naik pada Kamis (10/11) pagi, lalu meluber ke badan jalan,” katanya.

Ruas jalan yang terendam lebih kurang 30 meter. Ketinggian air di badan jalan mencapai 50-60 centimeter. “Sejak pukul 06.30 hingga 09.00 WIB ini airnya sudah mulai tampak surut sedikit,” ungkapnya.

Lalu lintas kendaraan, kata dia, terlihat masih lancar, meski di lokasi banjir harus ekstra hati-hati. “Sejumlah personel Kepolisian juga turun mengatur arus lalu lintas agar tidak sempat terjadi kemacetan pada kenderaan yang lalu lalang dari dan ke Padang Sidempuan – Mandailing Natal,” pungkasnya.

Selain itu, puluhan rumah warga di tiga juga terendam akibat banjir ini. Adapun rumah yang terendam yakni, 10 unit di Desa Sitampa, 15 rumah di Janji Manaon dan 10 rumah di Sidadi. Data BPBD Tapsel, pukul 21.36 WIB menyebut kurang lebih 100 rumah terdampak meluapnya Sungai Sitampa.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Tapsel, Umar Halomoan menyebut, dari jumlah itu yang parah ada 20 rumah. “Saat ini luapan air mulai tampak surut,” ungkapnya. Dia meminta, agar earga tetap waspada mengingat hujan yang turun selalu dengan itensitas tinggi. BPBD Tapsel pun mengeluarkan imbauan agar masyarakat berhati-hati terhadap bencana banjir. “Hal ini mengingat tingginya curah hujan,” kata Umar.

Pemberitahuan disampaikan ke seluruh stake holder mulai dari kabupaten hingga kelurahan dan desa di seluruh 15 kecamatan se Tapsel. “Seluruh pihak terkait termasuk relawan bencana, camat, lurah dan kepala desa, kepala lingkungan, kiranya dapat mengimbau masyarakatnya khusus yang tinggal di wilayah rawan bencana banjir bandang dan longsor mengingat curah hujan yang tinggi,” katanya. Menurut dia imbauan seperti itu penting sebagai langkah awal menghindari kejadian bencana yang tidak diinginkan. “Bilamana ada kejadian atau peristiwa bencana agar dapat berkoordinasi dengan kami BPBD Tapanuli Selatan di call centere untuk dapat agar kita tindaklanjuti,” katanya. (dwi/ant/bbs/adz)

Sentimen: negatif (79.9%)