Sentimen
Negatif (98%)
11 Nov 2022 : 05.02
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Beijing, Washington

Kasus: covid-19

Joe Biden dan Xi Jinping Akan Tatap Muka Perdana di KTT G20 Bali

11 Nov 2022 : 05.02 Views 2

Detik.com Detik.com Jenis Media: Metropolitan

Joe Biden dan Xi Jinping Akan Tatap Muka Perdana di KTT G20 Bali

Jakarta -

Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada 14 November di sela-sela KTT G20. Rencana ini merupakan pembicaraan tatap muka pertama mereka sejak pemimpin AS itu menjadi presiden.

"Para pemimpin akan membahas upaya untuk mempertahankan dan memperdalam jalur komunikasi," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP, Jumat (11/10/2022).

"Secara bertanggung jawab mengelola persaingan dan bekerja sama di mana kepentingan kita selaras, terutama pada tantangan transnasional," ujarnya.

-

-

Keduanya bertemu sebelum Biden menjadi presiden dan telah berbicara melalui telepon beberapa kali selama 22 bulan terakhir, tetapi pandemi COVID-19 dan keengganan Xi untuk bepergian ke luar negeri membuat mereka belum bertemu secara langsung.

Kedua negara memiliki hubungan investasi dan perdagangan yang besar tetapi juga saling unjuk gigi pengaruh militer dan diplomatik, terutama di kawasan Asia-Pasifik.

Mereka juga menghadapi titik krusial atas Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, sekutu dekat Amerika Serikat itu menurut Xi harus berada di bawah kendali Beijing. Pada hari Rabu, Biden mengatakan dia telah menjelaskan kepada Xi bahwa dia "mencari persaingan, bukan konflik."

Biden mengatakan mereka akan membahas Taiwan, tetapi menambahkan bahwa sikap AS di pulau itu "tidak berubah sama sekali sejak awal."

Peluncuran uji coba rudal yang ditingkatkan oleh Korea Utara, oleh Amerika Serikat dan sekutunya dianggap sebagai ancaman yang berkembang di Asia Timur.

Washington ingin Beijing menekan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk menarik kembali kegiatannya dan terlibat dalam pembicaraan tentang denuklirisasi.

Sentimen: negatif (98.4%)