Sentimen
Positif (94%)
11 Nov 2022 : 01.55

Selamatkan Tentara dan Warga Sipil, Rusia Tarik Pasukan dari Kota Kherson

11 Nov 2022 : 08.55 Views 2

Rmol.id Rmol.id Jenis Media: Nasional

Selamatkan Tentara dan Warga Sipil, Rusia Tarik Pasukan dari Kota Kherson

Lewat pernyataan yang disiarkan televisi, Jenderal Sergei Surovikin, yang memimpin perang secara keseluruhan, mengatakan bahwa pihaknya tidak mungkin lagi menjaga pasokan Kherson.

"Saya mengerti bahwa ini adalah keputusan yang sangat sulit, tetapi pada saat yang sama kami akan mempertahankan hal yang paling penting, yaitu kehidupan prajurit kami. Dan, secara umum, efektivitas tempur kelompok pasukan di tepi kanan, adalah sia-sia," katanya, seperti dikutip dari Reuters.


Sementara itu seorang penasihat presiden Ukraina mengatakan beberapa tentara Rusia akan tetap berada di kota itu tetapi tidak segera diketahui berapa banyak atau di mana.

Penarikan pasukan yang terjadi di tengah serangan balasan Kyiv di wilayah yang berbatasan dengan Krimea mendapat tanggapan positif dari Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu yang kemudian memerintahkan tentaranya untuk mundur dari tepi barat Sungai Dnipro dan pindah ke pantai lain.

"Saya setuju dengan kesimpulan dan proposal Anda. Bagi kami, kehidupan dan kesehatan prajurit Rusia selalu menjadi prioritas," kata Shoigu.

"Kami juga harus memperhitungkan ancaman terhadap penduduk sipil," ujarnya.

"Lanjutkan dengan penarikan pasukan dan ambil semua tindakan untuk memastikan pemindahan personel, senjata, dan peralatan yang aman melintasi Sungai Dnipro," tambah Shoigu.

Analis militer Oleksander Musiyenko angkat bicara atas penarikan Rusia.

"Jelas hilangnya Kherson dan jembatan Kherson akan memiliki konsekuensi bagi citra Rusia dan akan dipandang negatif di dalam Rusia," katanya.

Keputusan untuk mundur seolah mengisyaratkan kekalahan besar bagi Kremlin setelah Ukraina merebut kembali wilayah yang luas di sekitar Kharkiv di timur selama musim panas.

Kherson adalah ibu kota regional pertama yang jatuh dalam invasi Rusia pada 24 Februari dan merupakan salah satu wilayah yang diklaim Kremlin untuk dicaplok dalam referendum yang diadakan pada bulan September.

Sentimen: positif (94.1%)