Sentimen
Negatif (100%)
10 Nov 2022 : 10.12
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Surabaya

Tokoh Terkait

10 November 1945: Dibalik perlawanan arek-arek Surabaya

10 Nov 2022 : 17.12 Views 2

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Politik

10 November 1945: Dibalik perlawanan arek-arek Surabaya

Tugu Pahlawan adalah sebuah monumen yang menjadi kebanggaan masyarakat Surabaya, salah satu bangunan ikonik di Jawa Timur. (tourism.surabaya.go.id)

Elshinta.com - Setelah adanya proklamasi kemerdekaan di Indonesia tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945, bukanlah sebuah akhir dari perjuangan rakyat Indonesia. Hal ini dikarenakan walaupun sudah mendeklarasi kemerdekaan tersebut, di beberapa daerah Nusantara yang ada harus tetap berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan tersebut.

Hal ini ditandai dengan adanya pertempuran pertama antara pejuang rakyat Indonesia dengan pasukan negara asing setelah deklarasi kemerdekaan yang terjadi tepatnya di Surabaya yang lebih dikenal dengan sebutan pertempuran Surabaya.

Latar belakang kejadian

Berdasarkan sejarah yang ada, awal terjadinya Pertempuran Surabaya dilatarbelakangi dengan adanya kedatangan pasukan sekutu pada tanggal 25 Oktober 1945 yang tergabung dalam AFNEI atau Allied Forces Netherland East Indies. Kedatangan pasukan AFNEI  tersebut ke Surabaya tepatnya di Tanjung Perak dipimpin oleh seorang Jenderal yang bernama Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby yang kemudian membuat sebuah pos pertahanan.

Tujuan awal dari kedatangan sekutu tersebut adalah mengamankan tawanan perang, melucuti senjata para tentara Jepang serta menciptakan ketertiban setelah mengumandangkan kemerdekaan tersebut. Hal ini dilakukan oleh pasukan sekutu dengan menyebar selebaran yang memiliki maksud agar masyarakat setempat menyerahkan senjata yang mereka miliki ke pihak mereka.

Baca juga 10 November 1945: Penyebab Pertempuran Surabaya

Walaupun pada akhirnya para pasukan sekutu juga pada kenyataannya melakukan tindakan diluar tujuan awal mereka. Dimana pasukan sekutu yang kebanyakan pasukan Inggris tersebut pergi menyerbu penjara di Surabaya dalam upaya membebaskan tawanan pasukan sekutu lain yang ditahan di Indonesia. Para pasukan sekutu juga berusaha untuk mengambil alih serta menduduki berbagai tempat vital yang ada di Surabaya.

Serangan arek-arek Surabaya

Perang yang terjadi antara kedua belah pihak yaitu masyarakat Surabaya dan pasukan sekutu Inggris pertama kali terjadi tepatnya pada tanggal 27 Oktober hingga 30 Oktober tahun 1945. Hal ini yang membuat Jenderal D.C.Hawthorn meminta bantuan dari Soekarno untuk mencari solusi dan meredakan situasi pada saat itu. Namun, dengan terjadinya bentrok terus menerus antara kedua belah pihak membuat pemimpin sekutu Inggris yaitu Brigadir Jenderal Mallaby meninggal dunia.

Pemimpin dari pasukan sekutu Inggris yaitu Jenderal Mallaby meninggal dunia di tanggal 30 Oktober 1945, yang kemudian posisi tersebut digantikan dengan Jenderal Robert Mansergh. Kemudian, Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan sebuah ultimatum yang ditujukan kepada masyarakat Surabaya pada tanggal 9 November 1945. Ultimatum tersebut berisikan sebagai berikut.

Pemimpin Indonesia yang ada di Surabaya harus melaporkan diri Seluruh senjata yang dimiliki oleh pihak Indonesia yang ada di Surabaya harus diserahkan kepada pihak Inggris Pemimpin Indonesia yang ada di Surabaya harus menandatangani sebuah pernyataan bahwa mereka menyerah tanpa adanya syarat.

Ultimatum yang diajukan tersebut kemudian ditolak oleh pihak Indonesia, sehingga para pasukan Inggris mulai melancarkan serangan mereka pada tanggal 10 November di pagi hari yang menjadi awal dari pertempuran kedua belah pihak tersebut.

Pada pertempuran ini sendiri, terdapat setidaknya 20.000 tentara serta 100.000 sukarelawan di pihak Indonesia, sementara pada pihak Inggris terdapat setidaknya 30000 tentara yang juga dibantu dengan berbagai peralatan perang mereka, yaitu tank, kapal perang, serta pesawat tempur.

Pertempuran yang terjadi antara kedua belah pihak tersebut mengalami puncaknya tepat pada tanggal 10 November 1945, dimana terjadinya bentrok antara pasukan sekutu serta arek-arek Surabaya ketika pasukan sekutu tersebut hendak menyerang kota Surabaya yang langsung dihadang oleh masyarakat Surabaya.

Pertempuran yang terjadi tersebut menghasilkan banyak korban jiwa pada kedua belah pihak. Namun, khususnya untuk masyarakat Surabaya yang kehilangan 20.000 korban jiwa akibat pertempuran tersebut, dimana pada pihak sekutu kehilangan kurang lebih 1.500 korban jiwa.

Pertempuran Surabaya ini berlangsung selama tiga minggu dimana menimbulkan berbagai kerugian besar bagi masyarakat di kota Surabaya dan juga Indonesia. Dalam usahanya melawan pihak sekutu tersebut, arek-arek Surabaya dipimpin oleh Bung Tomo yang mengumandangkan pidato berapi-api yang berhasil untuk membangkitkan semangat masyarakat Surabaya untuk melawan dan mengusir penjajah dari negara Indonesia.

Setelah satu tahun terjadinya pertempuran tersebut, Presiden Soekarno yang menjabat menjadi Presiden Negara Indonesia saat itu menetapkan bahwa setiap tanggal 10 November, masyarakat Indonesia akan memperingati hari tersebut sebagai Hari Pahlawan. Oleh sebab itu, hingga kini masyarakat Indonesia masih memperingati perjuangan para pahlawan dengan mengingat jasa para pejuang setiap tanggal 10 November.

Sumber: gramedia.com

Sentimen: negatif (100%)