Sentimen
Positif (99%)
9 Nov 2022 : 10.40
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Club Olahraga: Real Madrid

Kab/Kota: bandung, Tiongkok, Sukabumi, Pegangsaan, Palembang

Tokoh Terkait

Biografi Singkat Mohammad Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Indonesia

9 Nov 2022 : 10.40 Views 3

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

Biografi Singkat Mohammad Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Indonesia

PIKIRAN RAKYAT - Mohammad Hatta atau Bung Hatta adalah sosok penting di balik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Mohammad Hatta lahir di Bukittingi, Sumatra Barat, pada 12 Agustus 1902.

Mohammad Hatta lahir dari pasangan asal Minangkabau, Muhammad Djamil dan Siti Saleha. Ayahnya memiliki darah keturunan ulama Naqsyabandiyah, Batuhampar, Sumatra Barat. Di sisi lain, keluarga ibunya adalah pedagang di Bukittinggi. Saat Hatta berusia tujuh bulan, ayahnya meninggal. Kemudian, ibunya menikah lagi dengan pedagang asal Palembang, Agus Haji Ning. 

Muhammad Athar merupakan nama lahir yang diberikan kedua orangtuanya. Athar merupakan kata dalam bahasa Arab yang artinya harum. Nama Mohammad Hatta diambil dari tokoh muslim yaitu Muhammad Ata-llah Al- Sakandari yang mengarang kitab Al-Hikmah.

Bung Hatta mengawali pendidikannya di sekolah swasta dan sekolah rakyat yang ada di Bukittinggi. Setelah tiga tahun, ia pindah ke sekolah khusus orang-orang berkulit putih, yaitu Europese lagere School atau ELS di Bukittinggi.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1916, Hatta kemudiaan melanjutkan pendidikan menengahnya di Meer Uitgebreid Lager Orderwijs (MULO). Sebenarnya, Hatta lulus ujian masuk ke HBS yang setingkat dengan SMA saat usianya masih 13 tahun. Namun, ia tidak melanjutkan niatnya untuk bersekolah di Batavia karena ibunya tidak mengizinkan.

Baca Juga: Mengenal Masjid Istiqlal, Masjid Terbesar di Asia Tenggara

Setelah lulus dari MULO Padang pada tahun 1919, Hatta melanjutkan studinya ke HBS di Batavia dan berhasil menyelesaikan studinya dengan sangat baik. Bung Hatta telah aktif berorganisasi sejak menempuh pendidikan di Sumatera dan Batavia.

Pada tahun 1921, Hatta melanjutkan pendidikannya ke Rotterdam, Belanda. Ia belajar ilmu perdagangan di Rotterdam School of Commerce yang kemudian namanya berubah menjadi Erasmus Universteit. Ia tinggal di Belanda selama 11 tahun.

Selagi melanjutkan pendidikan di Belanda, ia juga aktif dalam sebuah organisasi sosisal bernama Indische Vereeniging atau Perhimpunan Indonesia. Hatta juga mengelola sebuah majalah yang diberi nama Hindia Putera. Saat Hatta memimpin Perhimpunan Indonesia pada tahun 1926, perkembangan pergerakan pemuda di Indonesia banyak diperhatikan dan menuai berbagai komentar di media massa.

Pengetahuannya mengenai politik dan masyarakat mulai didapatkan sejak Hatta menjabat sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond cabang Padang dalam usianya yang masih 15 tahun. Hatta juga terbiasa untuk datang ke acara ceramah atau pertemuan politik, sehingga kesadaran politiknya terus berkembang.

Hatta bersahabat dengan nasionalis India, Jawaharlal Nehru. Keduanya bertemu saat Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme pada tahun 1927. Ia pun kembali ke Indonesia pada tahun 1932.

Layaknya para pejuang kemerdekaan lainnya, Hatta berkali-kali diasingkan. Pada tahun 1934, Hatta diasingkan ke Digul, kemudian ke Banda Neira pada tahun 1934. Pada saat diasingkan, Hatta tetap menulis artikel yang memberikan edukasi dan membahas pertarungan kekuasaan di Pasifik.

Hatta dan Sjahrir akhirnya dipindahkan ke Sukabumi pada Februari 1942. Pemindahan ini berlangsung karena Pemerintah Belanda khawatir keduanya keduanya akan bekerja sama dengan Jepang. Pada tahun 1941 tersebut, angkatan perang Jepang mulai menguasai sejumlah daerah, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Mengenal Santiago Bernabeu, Sosok di Balik Nama Stadion Markas Real Madrid

Mohammad Hatta adalah tokoh yang berperan besar dalam persiapan kemerdekaan Republik Indonesia. Bersama Soekarno, Hatta memproklamasikan kemerdekaan di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada pukul 10.00. Sehari setelahnya, Hatta ditetapkan sebagai Wakil Presiden pertama RI.

Menjadi sosok Wakil Presiden yang gigih, ia banyak berjuang demi Indonesia. Salah satunya, adalah dengan mempertahankan naskah Linggarjati, hingga akhirnya, naskah tersebut diterima oleh Komite Nasional Indonesia Pusat.

Hatta dikenal sebagai bapak Koperasi Indonesia. Ia diangkat menjadi Bapak Koperasi Indonesia pada 12 Juli 1953 melalui Kongres Koperasi II di Bandung.

Pada 1 Desember 1956, Bung Hatta mundur dari jabatannya sebagai Wakil Presiden RI. Ia pun melanjutkan kegiatan sehari-harinya dengan menulis dan mengajar.

Walaupun tak lagi menjadi seorang Wakil Presiden, Hatta tetap dianggap sebagai “a great son of his country” oleh rakyat dan pemerintah Tiongkok pada tahun 1957.

Bung Hatta mengembuskan napas terakhirnya pada 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada pukul 18.56. Ia kemudian dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta. Bersama Bung Karno, Hatta secara sesmi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2012. (Anggita Laras Syanlindri)***

 

Sentimen: positif (99%)