Proyeksi INDEF, Indonesia Tidak Akan Masuk Resesi
RRi.co.id Jenis Media: Nasional
KBRN, Jakarta : Lembaga kajian ekonomi INDEF menilai Indonesia tidak akan masuk dalam resesi. INDEF memproyeksikan hingga kwartal 1V-2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan III-2022 kemungkinan menjadi puncak pertumbuhan ekonomi di 2022 dan 2003. Pertumbuhan ekonomi 5,7 di triwulan III patut kita apresiasi," kata Direktur Riset INDEF Berly Martawardaya dalam acara 'Respon INDEF Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2022', Selasa (8/11/2022).
Namun INDEF mengingatkan sejumlah faktor yang dapat membuat pertumbuhan ekonomi melambat. Sehingga perekonomian Indonesia berpotensi mengalami stagflasi.
"Resesi ekonomi memang no, tapi ekonomi melambat dan inflasi naik (stagflasi) kemungkinannya tinggi. Pertumbuhan ekonomi di triwulan IV tidak mencapai 5,7 lagi, tapi akan menurun," ucap Berly.
Berdasarkan kajian INDEF, tambah Berly, pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan IV-2022 sebesar 5,3 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun 2022 sebesar 5,1 persen.
Perlambatan ekonomi di triwulan IV, menurut Berly, disebabkan sejumlah faktor. Diantaranya pengaruh basis pertumbuhan ekonomi rendah (low base effect) di periode sebelumnya yang tinggal sedikit.
"Selain itu harga komoditas juga tidak akan naik terlalu tinggi dan tensi geopolitik Rusia-Ukraina makin tinggi. Ditambah kenaikan suku bunga dan inflasi tinggi yang akan memicu berkurangnya daya beli masyarakat," kata Berly.
Di tahun 2023, batas defisit APBN juga sudah kembali ke batas 3 persen. Sehingga daya dukung APBN untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tidak sekuat di tahun 2022.
Sentimen: netral (99.8%)