Sentimen
Negatif (95%)
8 Nov 2022 : 16.54
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: Yogyakarta

Tokoh Terkait

Deklarasi Masyumi sebagai partai politik

8 Nov 2022 : 23.54 Views 2

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Politik

Deklarasi Masyumi sebagai partai politik

Mohammad Natsir (berkacamata dan memakai peci) Ketua Umum Masyumi, sedang menanti giliran untuk menukar surat suara, 29 September 1955. (Sumber: ANRI)

Elshinta.com - Masyumi - akronim dari Majelis Syuro Muslimin Indonesia, adalah organisasi masyarakat yang dibentuk Jepang pada 1943 untuk meredam potensi pemberontakan yang mungkin dikerahkan kelompok Islam.

Anggotanya adalah perkumpulan-perkumpulan Islam yang mendapat status legal dari pemerintah serta para kiai dan ulama yang mendapat rekomendasi dari Shumubu (Biro Urusan Agama).

Keputusan untuk memakai Masyumi sebagai nama partai diambil dalam Kongres Umat Islam pada 7-8 November di Gedung Madrasah Mu'alimin Yogyakarta.

Pada kongres itu pula, Sukiman Wirjdosandjojo terpilih sebagai ketua Pengurus Besar dan KH Hasyim Asy'ari sebagai ketua Majelis Syuro.

Dalam Anggaran Dasarnya, disebutkan bahwa Masyumi memiliki tujuan: terlaksananya ajaran dan hukum Islam dalam kehidupan orang-seorang masyarakat, dan negara Republik Indonesia, menuju keridaan Ilahi.

Selain organisasi yang telah berafiliasi sejak jaman penjajahan jepang, anggota Masyumi juga terdiri dari berbagai ormas Islam dan perorangan yang kemudian ikut bergabung.

Dualisme keanggotaan diperbolehkan dengan pertimbangan memperbanyak anggota.

"Agar Masyumi dapat dilihat sebagai wakil umat Islam tanpa ada yang merasa terwakili," tulis Deliar Noer dalam Partai Islam di Pentas Nasional.

Meski demikian, sistem keanggotaan tersebut ternyata membuat Masyumi lapuk karena tak henti mengalami pertentangan internal, terutama antara kelompok sosialis-religius yang dipimpin Mohammad Natsir, Sjafruddin Prawiranegara dan Mohammad Roem dengan kelompok konservatif dan golongan tua yang dipimpin Sukiman dan Jusuf Wibisono.

Kelak pertentangan-pertentangan tersebut juga membuat Masyumi terlihat bersikap mendua: menjadi partai oposisi tapi membiarkan anggotanya, atas nama perorangan, masuk dalam kabinet Sjahrir.

Tapi bukan karena masuknya para anggota mereka ke kabinet yang memunculkan perpecahan, melainkan sikap oposisi partai itu sendiri.

Sumber: cnnindonesia.com

Sentimen: negatif (95.5%)