Sentimen
Netral (61%)
8 Nov 2022 : 06.30
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung, Kemayoran

Pengalaman Terbang sejak 1971 sampai 2005

8 Nov 2022 : 13.30 Views 2

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

Pengalaman Terbang sejak 1971 sampai 2005

MENJADI pilot adalah impian hampir dari semua anak kecil, bila ditanyakan cita-citanya. Tidak terkecuali saya ketika tahun 1950-an, diajak Ayah saya ke Airport Kemayoran melihat-lihat pesawat terbang.

Pesawat terbang yang saya lihat pertama kali di Kemayoran Airport adalah pesawat Dakota. Lebih kurang 20 tahun kemudian, saya berkesempatan untuk terbang dengan pesawat terbang Dakota.

Saat itu, pengalaman pertama terbang saya dengan pesawat Dakota tidak pernah mengalami landing atau mendarat.

Pasalnya, kesempatan terbang saya adalah dalam rangka latihan terjun payung statik di Pangkalan Angkatan Udara Margahayu Bandung. Itu adalah pengalaman saya terbang sebagai penumpang pesawat terbang.

Pengalaman saya terbang pertama kali sebagai Pilot adalah ketika diterima sebagai siswa sekolah penerbang (Sekbang) Angkatan Udara pada semester ke 2 tingkat 4 Akabri Udara.

Itulah lembar pertama pengalaman saya terbang sebagai Pilot walau baru berstatus sebagai Student Pilot.

Pesawat terbang pertama yang digunakan ketika itu adalah pesawat terbang L-4 J Piper Cub, populer disebut sebagai pesawat Capung.

Pesawat kecil bermesin tunggal Piston Engine yang tidak memiliki starter, sehingga cara menghidupkan mesinnya adalah dengan memutar propeller atau baling-baling yang dilakukan oleh ground mechanic.

Hal yang sama dengan mekanisme menghidupkan mesin mobil dengan cara di-engkol.

Beruntung dalam perjalanan karier saya sebagai Pilot, saya pernah menerbangkan pesawat terbang bermesin tunggal, bermesin ganda, dan bermesin empat unit.

Saya mengalami terbang dengan pesawat yang bermesin piston engine yang lebih kurang sama dengan mesin mobil, dengan mesin turbo prop yang agak lebih canggih, dan juga pernah menerbangkan pesawat bermesin Full Jet Engine.

Bersyukur saya juga mengalami terbang sejak pesawat terbang yang paling sederhana, yaitu pesawat Capung berjendela terbuka, sehingga ketika belok terasa sekali tiupan angin cukup kencang masuk ke kokpit.

Terakhir saya berkesempatan terbang dengan pesawat terbang Hercules type H yang sudah dilengkapi dengan sistem Automatic Pilot dan Computer yang menghubungkannya dengan INS – Inertial Navigation System, sehingga pesawat dapat terbang “sendiri”.

Saya menerbangkan pesawat dengan mekanisme Stick and Rudder together sampai dengan pesawat yang dilengkapi Auto Pilot yang kerap disebut sebagai The Button Pusher.

Tidak banyak Pilot yang memperoleh kesempatan sebagai Pilot Angkatan Udara sekaligus Pilot Maskapai Penerbangan Sipil Komersial.

Pada sekitaran tahun 1975 sampai 1981, saya pernah ditugaskan sebagai Pilot di maskapai penerbangan sipil antara lain di MNA dan Mandala Airlines.

Pengalaman yang menarik tersendiri, karena sebelum bertugas sebagai Pilot di penerbangan sipil komersial saya harus mengikuti kursus penyesuaian terlebih dahulu.

Saya harus mengikuti kursus dan ujian untuk mengenal berbagai aturan standar internasional sebagai pilot sipil komersial.

Saya harus lulus pendidikan khusus untuk memperoleh Airline Transport Pilot License (ATPL), lisensi pilot sipil yang mengacu antara lain kepada International Civil Aviation Safety Regulation.

Dengan demikian, saya memiliki ijazah atau lisensi sebagai Air Force Pilot dan juga ATPL.

Pekerjaan pilot sipil dan Angkatan Udara pada dasarnya sama saja, tetapi ada beberapa yang secara prinsip sangat berbeda.

Pada penerbangan latihan dan operasional pilot penerbangan sipil menerbangkan pesawat terbang dengan standar basic skill untuk melakukan menuver Take Off, Cruising dan Landing.

Bagi Pilot AU, selain manuver dasar Take Off, Cruising dan Landing yang disebut sebagai Phase 1, ada tambahan manuver lain yang disebut sebagai Phase 2.

Hal itu meliputi manuver terbang formasi, aerobatic, dan beberapa manuver taktis lain sesuai jenis pesawat yang diterbangkannya.

Perbedaan mendasar antara Pilot Sipil dan Pilot AU antara lain adalah dalam menuver Formasi dan Aerobatic. Pilot sipil komersial dilarang keras melakukan manuver terbang formasi dan apalagi aerobatic.

Di sisi lain, pilot Angkatan Udara harus mahir dalam melakukan manuver terbang Formasi dan Aerobatic.

Pengalaman saya menerbangkan pesawat terbang sebagai Pilot bermula tahun 1971 dan berakhir pada 2005.

Pengalaman panjang terbang sebagai Pilot Angkatan Udara dan juga Pilot pesawat terbang maskapai penerbangan sipil komersial sangat menarik. Pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan.

Sebagai Pilot Angkatan Udara, saya pernah terbang ke 5 benua. Pernah pula terbang membawa penumpang kalangan grass roots seperti para pengungsi bencana alam sampai memperoleh kepercayaan menerbangkan para pejabat tinggi negara, para menteri, kepala staf angkatan, Menhankam Pangab dan juga Presiden Republik Indonesia beserta keluarganya.

Demikianlah hingga saat ini selang 17 tahun dalam menjalani masa purna tugas, saya masih tetap sesekali terbang, namun tidak lagi sebagai pilot, cukup sebagai penumpang saja.

Itulah semua sebagian dari pengalaman hidup saya berkaitan dengan dunia penerbangan. Pengalaman terbang sejak tahun 1971 sampai 2005, yang sudah 17 tahun berlalu.

Kemajuan teknologi penerbangan yang sangat cepat, telah membawa perkembangan luar biasa, dari nenek moyangku orang pelaut, anak cucuku insan dirgantara.

-. - "-", -. -

Sentimen: netral (61.5%)