Gus Miftah, Ulama Madura dan Upaya Merawat NKRI
Akurat.co Jenis Media: News
AKURAT.CO, Dai Kondang Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa (Gus Miftah) dan sejumlah tokoh ulama Madura yang diwakili sejumlah lora dan bhindereh (putra kiai) mendiskusikan gagasan merawat Indonesia melalui media dakwah terhadap masyarakat, khususnya masyarakat Madura.
Gus Miftah menyampaikan bahwa para lora dan bhindereh harus lihai dalam memainkan peran dalam berdakwah yang santun, sehingga peluang dakwah bisa dilakukan tanpa menyerang orang lain. Sebab sangat penting dalam pengaruhnya dalam merawat Indonesia secara jangka panjang.
"Dakwah adalah memperhatikan, mengamati dan memberi solusi. Karena dakwah bukanlah sesuatu yang memaksa kehendak, akan tetapi menyampaikan pesan sakral, sehingga sangat tepat jika dikatakan bahwa dakwah sesungguhnya adalah bagaimana orang yang didakwahi merasa nyaman dan terlindungi," papar Gus Miftah kepada awak media, Minggu (6/11/2022).
baca juga:
Lebih lanjut, Gus miftah juga mengingatkan, bahwa Madura harus menjadi kiblat akan komitmen para ulamanya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Para lora dan bhindereh harus berada di garda terdepan untuk terus merawat, menjaga akan keragaman negeri ini.
"Kitalah yang sangat punya banyak saham akan negeri ini. Jangan biarkan mereka dengan seenaknya menggoyahkan keragaman Indonesia dengan cara memprovokasi umat atas nama agama," jelasnya.
Senada dengan itu, Lora Nasih sebagai sosok yang menjadi inisiator berlangsungnya pertemuan ini sangat menaruh cita cita besar untuk melestarikan peradaban Madura, yang selama digambarkan sebagai warga dengan penuh etika.
“Madura sampai detik ini masih sangat teguh dengan ikatan antara murid dan guru. Gambaran utuh tersebut dapat dilihat dari pergerakan masyarakatnya yang selalu mengedepankan dawuh guru dari pada lainnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Lora Madzkur mengatakan, pihaknya mengklaim bahwa peran dakwah lora dan bhindereh dan kepatuhan terhadap ulama sepuh Madura tentu ada plus-minusnya. Namun juga harus ditegaskan bahwa sedemikian itulah akan mengokohkan nilai-nilai ke-Indonesian.
"Dengan tegak lurus ajaran garis para ulama sepuh di Madura, Indonesia akan sulit dirongrong oleh kelompok yang sama sekali tidak punya aset untuk negara tercinta ini," tegas pria yang dikenal sebagai pendakwah kaum marjinal tersebut.
Walhasil, dari bincang santai Gus Miftah dengan lora dan bhindereh ini, ada beberapa poin yang sangat perlu untuk dilakukan oleh para lora dan bhindereh di Madura:
Pertama, memegang prinsip kearifan lokal, sehingga jika kearifan lokal terus kita pertahankan, dengan optimis kita tidak mudah untuk digoyah oleh siapapun dan pihak manapun.
Kedua, urgensitas kebersamaan agar bisa melangkah dengan konkrit. Karena jika diluar kita bisa memasarkan produknya, di komunitas sangat mungkin untuk mengorbitkan para tokoh muda, karena kita memiliki semuanya yang diperlukan oleh masyarakat.
Ketiga, saling menunjang dan mendukung. Bukan malah saling menjatuhkan.
Keempat, lora, bhindereh di Madura harus bergandeng tangan menuju kemajuan dan martabat Indonesia.
"Mari kita mulai untuk berjalan bersama sama, tanpa memandang status dan posisi seorang menuju Madura bermartabat dan menjadi kiblat. Kehadiran kita harus banyak berperan dsegal sektor," tutup Gus Miftah. []
Sentimen: positif (100%)