Sentimen
Negatif (94%)
6 Nov 2022 : 20.32
Informasi Tambahan

Hewan: Gajah

Kab/Kota: Mojokerto

Kasus: stunting

Tokoh Terkait
Ika Puspitasari

Ika Puspitasari

Seminar dan Skrining TBC, Ini Pesan Wali Kota Mojokerto

7 Nov 2022 : 03.32 Views 2

Beritajatim.com Beritajatim.com Jenis Media: Politik

Seminar dan Skrining TBC, Ini Pesan Wali Kota Mojokerto

Mojokerto (beritajatim.com) – Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Pengendalian Bencana (Dinkes P2KB) Kota Mojokerto menggelar seminar dan skrining tentang Tubercolusis (TBC) kepada 100 orang balita stunted di Kota Mojokerto. Seminar dan skrining tersebut di Hall Lantai 4 Mal Pelayanan Publik (MPP) Gajah Mada.

Dengan tema ‘Investasi untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa’, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinkes P2KB Kota Mojokerto mengedukasi para orang tua tentang TBC tepat di peringatan Hari TBC se-Dunia yang jatuh setiap tanggal 24 Maret.

Kepada para orang tua yang hadir dalam acara tersebut, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari berpesan, kepada para orang tua yang putra putrinya dinyatakan kurang sehat atau sedang menderita suatu penyakit agar tetap memeriksakan anaknya ke Posyandu di lingkungan masing-masing serta tetap mengikuti arahan dari para kader.

“Mohon panjenengan juga sabar rutin berkunjung ke Posyandu untuk terus rutin mengikuti apa yang diarahkan, apa yang disarankan oleh kader-kader pendamping panjenengan. Kalau disuruh nimbang ya ditimbang, dan kalau berat badannya kurang diberi gizi, para orang tua harus sabar dan telaten,” ungkapnya, Kamis (24/3/2022).

Masih kata Wali Kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini, anak-anak tidak semuanya suka makan. Anak-anak juga memiliki kecenderungan pilih-pilih makanan dan tidak semua jenis makanan disukai anak-anak sehingga dibutuhkan kesabaran dari orang tua khususnya ibu.

“Pemerintah Kota Mojokerto melalui para kader kesehatan adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk mengantarkan anak-anak Kota Mojokerto agar ke depan akan menjadi generasi penerus dari bangsa yang sehat, pintar dan berkualitas,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes P2KB Kota Mojokerto, dr Lily Nurlaily mengatakan, jika balita stunting termasuk kelompok rentan. “Dimana anak-anak ini bukan hanya ada masalah terkait tinggi badannya akan tetapi ditemukan permasalahan kesehatan lainnya,” tambahnya.

Bisa akibat infeksi kronis ataupun infeksi lainnya. dr Laly menjelaskan, antara TB atau infeksi kronis pada anak dengan stunting sangat erat kaitannya. Sehingga harapannya dengan melakukan skrining maka bisa mendeteksi sedini mungkin pada anak-anak di Kota Mojokerto bagaimana untuk status TB-nya.

“Begitu kita temukan kita obati harapannya dua sampai tiga bulan berikutnya berat badan bisa naik sampai enam bulan ke depan maka akan mempengaruhi tinggi badan anak tersebut sehingga bisa lepas dari stunting,” pungkasnya.[tin/kun]

Sentimen: negatif (94.1%)