Sentimen
Netral (88%)
6 Nov 2022 : 20.29
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Pakuan

Kab/Kota: Tangerang, Semarang, Surabaya, Kapuk, Bekasi, Brebes, Kendal, Kramat, Lamongan, Pasuruan, Karawang, Demak, Pati, Marunda, Indramayu, Pekalongan, Cilegon

Tokoh Terkait

Awas Jadi Atlantis 8 Tahun Lagi, Bekasi Sampai Surabaya Kena

7 Nov 2022 : 03.29 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Awas Jadi Atlantis 8 Tahun Lagi, Bekasi Sampai Surabaya Kena

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga nirlaba internasional, Climate Central memprediksi sebagian besar wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa akan hilang pada 2030 mendatang. Pasalnya, wilayah tersebut terancam bakal terendam air laut.

Bahkan dalam kurun tahun 2030-2060 luasan tanah terendam diprediksi semakin bertambah. Pengamat Tata Kelola Kota dari Universitas Pakuan (Unpak) Budi Arief menilai kondisi ini bisa saja dipicu karena struktur tanah yang semakin turun.

Atau kemungkinan lainnya potensi terjadinya subsidensi yang menunjukkan penurunan muka tanah. Termasuk, efek perubahan iklim.

Dari aspek tata kota, sejak dulu pembangunan wilayah di Jawa dimulai dari sisi Pantai Utara, untuk pemukiman dan pusat pertumbuhan. Semakin ke Selatan Jawa, digunakan untuk pertanian dan perkebunan.

"Bicara tata kota, masing-masing kota punya daya tampung lingkungan," katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (5/11/2022).

Oleh sebab itu, menurut Budi prinsip tata kota harus mempertimbangkan daya dukung tersebut. Pembangunan perkotaan paling tidak harus menerapkan buffer zone.

"Ini wajib untuk wilayah sekitar pantai, sekian meter tidak boleh ada pembangunan. Tapi, saya lihat memang, ini belum diterapkan di sepanjang Pantura," kata Budi.

Di samping itu, faktor iklim juga perlu dipertimbangkan dengan menerapkan prinsip mitigasi kebencanaan. Termasuk mempertimbangkan risiko terjadinya Tsunami.

"Makanya diperlukan buffer zona itu, yang bisa menjaga infrastruktur di sekitar pantai itu dari potensi bencana. Seharusnya tata kota pun mengacu ke situ untuk jangka panjang," ujarnya.

-

-


Seperti diketahui, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, tinggi muka air laut diprediksi naik mencapai 35-40 cm relatif terhadap level tahun 2000.

Dengan catatan, tren ini kemungkinan tidak linier tetapi dapat bersifat eksponensial jika faktor pencairan air diperhitungkan. Di mana, kenaikan muka air laut di Indonesia diprediksi dapat mencapai 175 cm pada tahun 2100.

Dikutip dari situs resmi Knowledge Centre Perubahan Iklim Indonesia (KCPI) Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK, ada faktor utama pemicu kenaikan muka air laut atau sea level rise (SLR) dari aspek perubahan iklim.

Ramalan Atlantis

Jika melihat peta risiko lembaga nirlaba internasional, Climate Central, Indonesia jadi salah satu yang dirugikan dan harus bersiap dengan fenomena kenaikan tinggi muka air laut ini.

Ini terlihat dari citra satelit Climate Central. Berdasarkan pemetaan level muka air laut, mengacu rata-rata tertinggi level muka air tinggi (mean higher high water/ MHHW line), level muka air di sebagian wilayah di Pantai Utara (Pantura), Jawa semakin naik, dan bertambah luasnya jika dibandingkan kondisi tahun 2030 dan 200.

Dan, jika dibandingkan level muka air 1 meter dan 2,2 meter, terjadi penambahan luas wilayah yang berpotensi terendam atau jadi 'Atlantis' di Pantura, Jawa. Terutama sebagian besar wilayah di Indramayu dan sekitar Surabaya.

Dengan catatan, level muka air 2,2 meter ke atas bisa terjadi akibat kombinasi terjadinya kenaikan muka air laut, pasang surut, dan gelombang badai.

Terlihat pada peta, daerah yang rawan terendam adalah sebagian daerah di Cilegon, sepanjang pantai hingga ke Pasir Putih. Beberapa lokasi yang terancam terkena dampak diantaranya PLTU Jawa 7, Taman Nasional, juga pabrik tepung terigu.


Selain itu, terlihat deteksi air bakal merendam wilayah Domas, Tanara, hingga Ketapang, sampai Kramat.

Lalu berlanjut ke Pantai Indah Kapuk, dan juga mengancam Pantai Tanjung Pasir. Dan sebagian wilayah Tangerang.

Kemudian, sebagian besar wilayah di Jawa Barat. Mulai dari Marunda, sampai Polsek Muara Gembong Bekasi, Tabebuya Begedor, hingga sampai merendam wilayah-wilayah jangkauan Sungai Citarum.

Bahkan, berlanjut menggenangi wilayah sampai ke pantai pasir putih Cilamaya, Karawang, sampai ke sebagian wilayah di Pamanukan, kemudian, Kandanghaur, sebagian besar Cangkring, sebagian besar Indramayu, Balongan sampai Gunungjati.

Kemudian, tampak pada peta, sebagian wilayah di Jawa Tengah, yaitu sebagian di Klampok, Brebes, Sigedang, Pekalongan, Kendal, Semarang, lalu sebagian besar wilayah Demak, Widung, kemudian wilayah Pati.

Dan, berlanjut ke sebagian besar wilayah Lamongan, dan juga sebagian Surabaya sampai Pasuruan.


[-]

-

Tanah Tenggelam Atlantis Muncul di Bekasi, Jakarta Aman?
(dce/dce)

Sentimen: netral (88.9%)