Sentimen
Positif (80%)
6 Nov 2022 : 08.37

Blockchain Diyakini Melahirkan Ekonomi Baru, Pengusaha Reiner Rahardja Ungkap Dampak Positifnya

Pojoksatu.id Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional

6 Nov 2022 : 08.37
Blockchain Diyakini Melahirkan Ekonomi Baru, Pengusaha Reiner Rahardja Ungkap Dampak Positifnya

POJOKSATU.id, JAKARTA- Perkembangan blockchain yang mulai diikuti dengan jargon tren metaverse akhir-akhir ini semakin banyak perhatian publik, terutama aplikasi berbasis game yang menyematkan mata uang kripto dengan teknologi blockchain sebagai basis platform teknologi pendukungnya.

Namun sayangnya pemahaman mengenai metaverse masih sangat dini dan sering kali orang menyebut segala jenis game berbasis blockchain sebagai metaverse.

Padahal metaverse yang diwacanakan oleh para industrialis dunia sifatnya jauh lebih rumit dan kompleks dalam ranah penerapan dan pengaktifasian ekosistemnya, bukan sekedar game online berbasis blockchain.

“Metaverse yang sejati hanya akan terjadi jika memiliki penerapan ekosistem dan ekonomi independen di dalamnya yang menjadikan metaverse sebagai pengejawantahan dari gabungan kata “meta” dan “universe” atau meta-universe,” kata Reiner Rahardja, pengusaha yang juga berkecimpung di dunia pengembangan blockchain sejak 6 tahun silam, Jumat (4/11/2022).


BACA : Hadir! Home Token Ajak Para Investor Beralih Berinvestasi di Crypto Currency NFT

Menurutnya, meta secara etimologi adalah melampaui atau bersifat transenden. Pmahaman inilah yang membuat rancu pengertian metaverse secara global karena publik belum bisa membedakan mana meta yang artinya brand media sosial milik Mark Zuckerberg, atau meta dalam arti sebenarnya.

Ia juga mendeskripsikan metaverse sederhananya adalah sebuah dunia baru yang melampaui asas ruang dan waktu fisik dan menjadi opsi hidup kedua bagi setiap insan untuk menjalani kehidupannya dengan serius.

“Kenyataan ini juga terlihat dalam ucapan Mark Zuckerberg 2021 silam yang sedang mentransformasi perusahaanya dari perusahaan sosial media menjadi perusahaan metaverse,” ujarnya.

“Dari situ kita mendapat hidden message bahwa dunia maya saat ini bukanlah metaverse, sedangkan populasi terbesar penduduk dunia maya sekarang adalah sekedar penduduk sosial media saja,” tuturnya lagi.

Tak hanya itu, kata dia, dalam keputusan The Fed tanggal 2 November 2022 kemarin volatilitas kripto tidak seanjlok bursa saham.

Hal itu menunjukan kripto sudah fully alive dalam metaverse serta akan menjadi kuda hitam dalam perubahan masal pola hidup manusia.

“Saya rasa sebelum tahun 2027 pun manusia sudah banyak yang migrasi ke metaverse karena sudah ada metaverse yang dapat memfasilitasi hidup baru tersebut secara holistik” pungkas Reiner Rahardja. (firdausi/pojoksatu)

Sentimen: positif (80%)