Belum Terang, Begini Nasib RUU Energi Baru & Terbarukan
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pesimistis Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EB-ET) dapat selesai sebelum Konferensi Tingkat Tinggi G20 pada November ini. Pasalnya, masih ada beberapa tahapan pembahasan yang cukup panjang.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengakui cukup sulit merealisasikan terbitnya UU EB-ET sebelum perhelatan KTT G20 November mendatang.
"Kalau lihat ini kan tinggal menghitung hari, nggak mungkin karena mekanismenya harus ke DPR harus pembahasan segala macem," ujar Rida saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (5/11/2022).
Namun demikian, Rida berharap agar RUU EB-ET dapat segera rampung pada tahun ini. Mengingat tahun depan sudah memasuki tahun politik.
"Ya kita maksimumkan lah, kan ini juga prakarsa nya dari teman-teman DPR pasti juga beliau memperjuangkannya," kata dia.
Sebelumnya, Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan belum diserahkannya DIM RUU EB-ET karena pemerintah berencana memasukkan ketentuan Power Wheeling di dalam aturan itu.
Sementara, Power Wheeling yang akan termuat dalam RUU EB-ET masih perlu pembahasan lebih lanjut dengan lintas Kementerian.
"Kan pemerintah punya usulan untuk memasukkan isu aspek power wheeling di RUU EB-ET nah ini belum sepakat lah di pemerintah dari Kementerian Keuangan masih melihat mungkin itu ada sisi yang merugikan gitu," ujar Dadan di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (21/10/2022).
Menurut Dadan, Kementerian Keuangan sendiri saat ini masih menghitung dampak yang ditimbulkan dari implementasi power wheeling lantaran industri dapat membangun pembangkit EBT-nya sendiri. Sementara, saat ini Indonesia tengah mengalami kelebihan pasokan listrik.
"Menurut Kemenkeu kan kita masih kelebihan pasokan dianggap tidak sejalan dengan kondisi yang sekarang," katanya.
Meski begitu, Kementerian ESDM memandang bahwa implementasi dari power wheeling tidak ada kaitannya dengan over supply yang terjadi saat ini. "Kalau access supply itu kan listrik yang asalnya dari yang sekarang eksisting ya? yang kebanyakan dari batu bara. Kalau power wheeling hanya untuk listrik yang terbarukan. Jadi beda," kata dia.
[-]
-
Nih! Deretan Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia Kumpul di Bali(dce)
Sentimen: positif (84.2%)